Kamis, 06 Februari 2020

Harapan Produk Pertamina, Fastron Jadi Jawaban Kebutuhan Akan Oli Masa Depan


Fastron Eco Green, Produk Pelumas Pertamina Oli Mobil Terbaik.

Patut mengancungkan jempol, bahkan dua jempol sekaligus ketika secara berurutan, pak Jokowi selaku Presiden terpilih mengangkat pak Erick Thohir dalam Kabinet Indonesia Maju 2019 – 2024 sebagai Menteri BUMN. Pengalaman yang cukup banyak dalam memimpin dan mengelola berbagai macam usaha, serta kesuksesan sebagai Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) 2018 menjadi latar belakang pemantapan pak Erick untuk menduduki Menteri BUMN.
Ya, bukan rahasia umum lagi apabila BUMN harus dibenahi. Sehingga peran Erick Thohir untuk membersihkan BUMN sangat dibutuhkan. Pilihan Presiden memang sampai saat ini sangat tepat, dimana sang Menteri langsung juga mencari orang-orang yang tepat untuk menduduki anak perusahaan BUMN yang bermasalah, sebut saja Pertamina.
Untuk kembali memfokuskan dan mendobrak kinerja PT Pertamina (Persero), maka pak Erick Thohir mengangkat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina. Beliau akan bekerja bersama dengan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin dalam menggebrak Pertamina agar mampu menunjukkan tajinya dalam mengahasilkan energi terbarukan lewat produk-produk andalan Pertamina nantinya.
Baru beberapa bulan, gebrakan pak Ahok dan tim dalam perusahaan plat merah tersebut sudah tampak hasilnya, dimana beliau tampil jadi pembicara di forum internasional di Abu Dhabi. Ia berbicara dihadapan para pejabat dari negara lain, dan moderator dari penyelenggara Atlantic Council Global Energi Forum 2020.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab selama empat hari dari tanggal 10 – 12 Januari 2020 tersebut, pak Ahok yang mewakili Industri Pemerintah Indonesia yang mengelola kebutuhan minyak dan energi, menyampaikan cita-cita dan rencana kerja untuk mewujudkan penyediaan energi berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tentunya bukan hanya untuk Indonesia, tetapi jikalau memungkinkan akan menjadi sumber energi terbarukanbagi seluruh dunia dengan melimpahnya bahan baku komoditas sawit domestik.
Hanya sekedar informasi bahwa negara kita membutuhkan sekitar 1.500.000 barrel minyak per hari. Kebutuhan tersebut belum bisa sepenuhnya terpenuhi dari industri dalam negeri, karena kapasitas kilang kita saat ini hanya mampu memproduksi sekitar 755.000 barrel per hari. Inilah penyebab sehingga kita masih bergantung pada impor minyak dari luar negeri.
Fastron Eco Green untuk Kendaraan LCGC sumber: https://www.pertaminalubricants.com/news/read/3203
Lantas bagaimana agar energi dan minyak di negara kita terpenuhi? Solusi terbaik, tentunya pembangunan dan peremajaan kilang minyak agar produksi dalam negeri dapat ditingkatkan, plus produk turunan lainnya yang dihasilkan menjadi tidak perlu impor lagi. Diharapkan dengan pembangunan kilang minyak ini, maka masalah defisit minyak Indonesia dapat diatasi dengan baik.
Salah satu turunan produk dari Pertamina yang sangat vital fungsinya adalah minyak pelumas. Seperti kita ketahui, PT Pertamina Lubricants merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero), yang didirikan pada 23 September 2013 dan menerima pemisahan (spion-o) Unit Bisnis Pelumas PT Pertamina (Persero) pada 30 Oktober 2013.
Tujuan pendirian PT Pertamina Lubricants jelas untuk meningkatkan kekuatan bisnis Perseroan di bidang usaha pelumas pada masa mendatang, melalui cakupan bisnis di dalam dan di luar negeri.
Produk andalan dari PT Pertamina Lubricants yang harus mendunia dengan mencapai posisi sebagai Top 20 World Lubricants Company, serta menjadi pelumas masa depan dengan produk unggulan bernama Fastron.
Mendengar nama Fastron, maka yang ada di benak kita pastinya pelumas kendaraan roda empat yang memiliki berbagai varian, yaitu: Fastron Platinum, Fastron Gold, Fastron Techno, dan Fastron Diesel dengan SAE (Sociaty of Automotive Engineers) yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelumas dari berbagai tipe kendaraan. PT Pertamina Lubicrants telah meluncurkan produk baru yang diciptakan asli produk Indonesia, seperti oli Fastron SAE 10W-40 yang sudah digunakan oleh pabrik industri otomotif kelas dunia.
Buktinya, dengan ditunjuknya Pelumas Pertamina Fastron sebagai Technical Partner Lamborghini dalam ajang balap bergengsi GT3 dan Super Trofeo Championships di tahun 2020 dan 2021.
Keberhasilan ini tentunya menjadi program masa depan untuk terus memperkuat positioning Pertamina Lubricants di kancah bisnis global serta untuk menjaga keyakinan para pelanggan bahwa Pertamina Lubricants senantiasa berkomitmen untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi sebagai oil masa sekarang hingga untuk anak cucu kita.
Kerennya lagi, PT Pertamina Lubricants kembali meluncurkan produk pelumas sintetik mesin bensin berkinerja tinggi terbaru, Pertamina Fastron Eco Green Series untuk kendaraan Low Cost Green Car (LCGC), atau untuk kendaraan ramah lingkungan.
Fitur Fastron Eco Green Series ini, diantaranya tersedia dengan tingkat kekentalan SAE 0W-20 dan 5W-30. Performance sudah mencapai level API SN, ILSAC GF-5, Botol Generasi VII pertama dari Pertamina Lubricants yang dilengkapi dengan triple layer.
Belum lagi kemasan ukuran 3.5 L sesuai dengan kapasitas sump tank kendaraan LCGC dan dengan Nano Guard Technology, lebih unggul untuk LCGC. Kelebihan pelumas ini tentunya lebih unggul dibandingkan dengan oli lain dalam mencegah pembentukan deposit, memberikan kinerja tahan lama dalam segala kondisi berkendara, baik kecepatan tinggi, stop and go maupun lalu lintas yang padat.
Oli ini diyakini menjadi oli mobil terbaik hingga di masa yang akan datang, karena mampu memberikan perlindungan mesin secara maksimal. Mengapa? karena mempunyai kestabilan terhadap shear yang sangat baik dan menggunakan aditif berkinerja tinggi untuk mencegah keausan berlebih.
Tingkat penguapan pelumas yang rendah sehingga pemakaian pelumas lebih irit dan pelumasan optimal lebih terjamin, serta lebih unggul dalam mendukung efisiensi bahan bakar serta cocok dengan teknologi sistem emisi gas buang modern dan mampu beroperasi pada kondisi yang ekstrem sekalipun.
Pelumas Pertamina Fastron Eco Green hadir dengan dua spesifiaksi, pertama 0W-20 API SN dengan harga Rp. 250.000,- dan spesifikasi 5W-30 API SN ILSAC GF 5 dengan harga Rp. 235.000,- sangat cocok untuk para pengguna mobil LCGC yang peminatnya semakin tahun semakin meningkat, seperti mobil jenis Toyota Agya, Calya, Honda Brio, Daihatsu Alya Sigra, Datsun Go.
Syarat Agar Fastron Jadi Oli Mobil Terbaik
Dengan Pelumas Pertamina Fastron Eco Green pemilik kendaraan tentunya akan sangat merasa nyaman dan aman saat berkendara. Sekarang tinggal bagaimana agar Fastron Eco Green ini menjadi oli mobil terbaik di kelasnya hingga di kenal ke dunia internasional hingga di masa yang akan datang.
Menurut saya ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh PT Pertamina (Persero), khususnya Pertamina Lubricants agar produk-produknya laris manis dan menjadi oli masa depan tanah air maupun dunia internasional, diantaranya:
Pertama, melakukan promosi-promosi yang lebih kreatif dan bermanfaat. Memang biaya promosi pelumas Pertamina, seperti Fastron, Enduro, dan Mesran terbilang sangat kecil dibandingkan dengan kompetitor sejenis.
Biaya promosi pelumas Pertamina hanya berkisar Rp 82 per liter. Adapun pesaing Pertamina, seperti pelumas merek Top One, memiliki anggaran promosi Rp 558, Shell Rp 279, dan Castrol Rp 2.062 per liter. Untuk mendongkrak penjualan, maka jangan menganggap biaya promosi, buang-buang uang, tetapi menjadi salah satu cara untuk mendatangkan keuntungan dan menjadikan Pertamina pemain kelas dunia.

Sabtu, 01 Februari 2020

Peran HACTIV8 Online Program Dalam Memenuhi Pentingnya Pendidikan Berbasis Online di Indonesia



HACTIV8 menjadi solusi dalam memenuhi pangsa pasar

Tahun 2020 ini kita telah genap hidup dalam era Revolusi Industri 4.0, dimana eranya bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam segala aspek kehidupan. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus mengikuti perkembangan dan pemanfaatan teknologi digital yang faktanya memang sangat berkembang dengan pesatnya. Kita lihat sekarang, beberapa pekerjaan manusia sudah digantikan oleh mesin otomasi. Begitu juga dengan komunikasi dari satu individu ke individu lain bisa dilakukan dengan cepat dan secara online.
Inilah kehebatan era Revolusi Industri 4.0 yang memaksa kita harus berbenah agar tidak ketinggalan zaman. Ini juga merupakan peluang dan tantangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Peluang, karena era ini mendorong perubahan perilaku rakyat kita, dari yang konvensional menjadi era teknologi, peningkatan kebutuhan akan meningkatkan terciptanya peluang bisnis dan pekerjaan baru yang lebih mengarah kepada intelektual, kekuatan komputasi, kecerdasan bisnis dengan memanfaatkan internet dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI).  
program yang ada di HACTIV8, memberikan jaminan pekerjaan

Sementara itu, tantangan yang dihadapi dari era ini adalah bagaimana mewujudkan masyarakat Indonesia yang bisa eksis dan tidak tergerus oleh disrupsi akibat era Revolusi Industri 4.0 ini. Sebab, bukan rahasia umum lagi bahwa jika kita tidak siap, maka kita akan ketinggalan. Untuk itu tantangan harus diantisipasi sejak dini melalui pendidikan dan latihan di lembaga formal maupun non formal.
Dunia pendidikan kita juga mengalami evolusi dengan kemunculan Revolusi Industri 4.0, dimana kita hidup di dunia Pendidikan 4.0 yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan istilah sistem cyber, dimana memungkinkan terjadinya pembelajaran secara online. Dan pendidikan berbasis online di Indonesia saat ini sangat begitu penting, karena disamping biayanya juga lebih murah, pembelajarannya juga akan menghembat waktu, jarak dan tidak bergantung pada dosen atau guru.
Dukungan untuk mengsukseskan program Pendidikan berbasis online di Indonesia datangnya dari HACTIV8. Mungkin kita masih sangat penasaran dengan nama HACTIV8. HACTIV8 adalah program pembelajaran yang berfokus pada bidang IT yang terdiri dari Full Time Program, Part Time Program, dan Online Program.
Kurikulum dalam program HACTIV8 ini dirancang untuk membangun keahlian yang langsung dapat diaplikasikan pada perkembangan dunia kerja. HACTIV8 memiliki visi meningkatkan taraf hidup dan karir bagi masyarakat Indonesia dalam bidang teknologi melalui kursus pemrograman intensif selama 12 minggu. 
tertarik?

Tidak seperti lembaga kursus kebanyakan yang membuka kelas belajarnya dua sampai tiga kelas dalam satu minggu. Di HACTIV8 menyelenggarakan kegiatan belajar mengajarnya full dari hari Senin – Jum’at dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore, dan diperuntukkan hanya bagi individu-individu berkomitmen kuat, punya reputasi siap bekerja, berdedikasi tinggi, serta siap menerima tantangan di dunia kerja, terutama dunia start-up yang sukses bersama HACTIV8.
Yang paling mantapnya, untuk membantu calon siswa agar lebih siap dalam kelas intensif dimulai, online preparation akan diberikan selama 6 minggu oleh HACTIV8 dengan tujuan agar siswa mendapatkan informasi yang tepat seputar program-program dari HACTIV8.
HACTIV8 adalah salah satu tempat Coding Bootcamp fullstack javascript developer, sehingga bisa menjawab permintaan akan developer handal oleh perusahaan yang berani menggaji mahal. Dalam pelatihan yang berlangsung selama 12 minggu, siswa akan menyelami dunia web development.
HACKTIV8 sangat menekankan metode learning by doing. Mereka percaya bahwa berlatih koding secara konsisten merupakan kunci menjadi web developer yang handal. Setiap harinya siswa akan diberikan challenge untuk diselesaikan. Tujuan pemberian challenge ini agar siswa dapat terbiasa untuk menyelesaikan permasalahan yang nantinya akan sering ditemui di dunia kerja.
Lantas bagaimana bergabung di kelas HACTIV8? Apalagi sekarang ada program Belajar dulu, bayar kemudian. Dimana melalui program Income Share Agreement, HACTIV8 berkomitmen menyediakan pendidikan yang dapat diakses semua orang.
Apakah Anda kuliah di jurusan komputer dan ingin sukses? Maka sudah saatnya Anda bergabung di HACTIV8 agar mampu menjadi programmer handal dan dapat menumbuhkan diri sebagai seorang developer handal.

Kamis, 16 Januari 2020

Maksimalkan Potensi Industri Pertahanan Indonesia Demi Wujudkan Kedaulatan NKRI Baik Darat, Laut, Udara Agar Dapat Bersaing Dengan Dunia Luar

Industri Senjata Tanah Air Harus Tetap Dikembangkan Menuju Pembangunan Industri Pertahanan Nasional Diakui Internasional

Sejarah Pindad
Sejarah panjang industri Pertahanan Nasional Indonesia diawali pada tahun 1808 dimana Gubernur Jenderal William Herman Daendels mendirikan bengkel senjata bernama Contructie Winkel (CW) di Surabaya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan Pemerintah Kolonial Belanda akan pemeliharaan dan perbaikan sarana peralatan perang yang digunakan di wilayah jajahan Belanda.
Namun sejarah mencatat bahwa industri Pertahanan pada masa itu akhirnya diarahkan juga untuk menghasilkan produk-produk alat peralatan pertahanan dan peralatan pendukungnya, meliputi kendaraan tempur darat, kapal perang, pesawat, senjata, peluru dan amunisi.
Usai Perang Dunia II dan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda menyatakan bahwa Indonesia negara merdeka dan berdaulat, maka tahap demi tahap Belanda menyerahkan semua aset-asetnya kepada pemerintahan Indonesia dibawah pimpinan Presiden pertama Ir. Soekarno, termasuk pabrik senjata Leger Produktie Bedrijven (LPB) dan Central Reparatie Werkplaats.
LPB diganti nama menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM), dikelola oleh TNI-AD dan berhasil memproduksi laras senjata berkaliber 9mm. Pada bulan Nopember 1950 berhasil membuat laras dengan kaliber 7,7mm. Delapan tahun kemudian, PSM berubah nama menjadi Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat (Pabal AD) pada tanggal 1 Desember 1958. Pabal AD banyak mengirimkan pemuda Indonesia yang potensial ke luar negeri untuk belajar persenjataan dan balistik demi mengurangi ketergantungan peralatan militer pada negara lain.
Tahun 1962, Pabal AD kembali berubah nama menjadi Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad) dengan tahapan pengembangan fokus pada tujuan pembinaan yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip pengelolaan terpadu dan kemajuan teknologi mutakhir. Bermodalkan Surat Keputusan dari Angkatan Bersenjata untuk memakai senjata buatan Pindad, maka senjata pun mulai diproduksi secara massal.
Mengalami pasang surut dan akibat krisis moneter 1987 membuat industri-industri Persenjataan Nasional rontok, sehingga terpaksa melakukan diversifikasi usaha lebih mengarah pada produksi peralatan-peralatan sipil agar bisa tetap eksis dalam menjaga NKRI ditengah-tengah hantaman krisis nasional maupun global.
Pameran Alat Pertahanan dan Keamanan Nasional Tahun 2019 Lalu Memberikan Edukasi Bahwa Persenjataan Lengkap dan Canggih Negara Kita telah mampu menembus Ekspor ke Luar Negeri, Terutama Negara-negara Tetangga di Asia.
Baru ketika SBY berkuasa, pelan-pelan Industri Pertahanan Nasional kembali dikembangkan dalam upaya mengurangi ketergantungan Indonesia akan Alat Peralatan Pertahanan Kemanan (Alpalhankam) buatan luar negeri.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan membuka kran akselerator bagi pemberdayaan dan pertumbuhan industri-industri pertahanan yang maju, kuat, mandiri dan berdaya saing sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh TNI, Polri dan Kementerian/Lembaga lainnya.
Tidak dapat dipungkiri faktor kejayaan sebuah negara pastinya ditentukan keadaan keamanan dan pertahanan negara tersebut. Negara kuat pasti dilihat dari kekuatan militernya plus Alutsista yang dimilikinya.
Alat utama sistem pertahanan merupakan kekuatan militer yang harus diperkuat demi mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang benar-benar berdaulat baik itu di darat, udara maupun di laut.
Sejarah membuktikan ketika kita punya patih sekelas Gajah Mada era keemasan pemerintahan Hayam Wuruk yang memerintah di Kerajaan Majapahit. 
Peralatan Canggih dan dapat bersaing dengan Dunia Internasional adalah dambaan Negara Berdaulat di Darat, Laut dan Udara
Alasan Maksimalkan Potensi Industri Pertahanan Jaga NKRI
Diceritakan dekade 1350 – 1389, daerah pemerintahan Majapahit meluas hingga ke Sumatera, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebahagian kepulauan Filipina. Total 98 kerajaan waktu itu ada ditangan Majapahit.
Dibawah kendali Mahapatih Gajah Mada, diceritakan bahwa Majapahit menjadi negara ekspansionis dengan kekuatan militernya. Bala tentara dengan pasukan plus bernama Bhayangkara menjadi pasukan terdepan dalam membela rakyatnya, Majapahit menjadi kerajaan paling ditakuti musuh.
Sebagai kerajaan maritim, menyiapkan kapal-kapal perang di sekitar perbatasan dan di lima gugus, yaitu di sebelah barat Sumatera, sebelah selatan Jawa, perairan Sulawesi, Kepulauan Natuna, dan Laut Jawa merupakan sebuah keharusan.
Dari dulu hingga sekarang, menjaga Kepulauan Natuna memang sudah menjadi pekerjaan super berat, betapa tidak? Banyak perompak berpangkal di Vietnam dan Tiongkok yang ingin menguasai kekayaan alam di Natuna.
Konon ceritanya, Majapahit menciptakan meriam bernama Cetbang, melengkapi persenjataan dan armada kuat untuk berjaga di Laut Jawa dan Natuna, sehingga musuh berpikir dua kali untuk menyerang Majapahit. Mahapatih Gajah Mada kala itu sukses menciptakan pasukan menakutkan plus persenjataan modern untuk menjaga Nusantara.
Belum lagi strategi perang, baik itu operasi intelijen, penyerangan, maupun pertahanan menjadikan negara kita harus kembali belajar dalam hal membangun pertahanan dan keamanan yang kuat disegani dunia.
Kini situasinya juga tidak jauh beda, kita dihadapkan pada pilihan harus memaksimalkan segala potensi industri nasional agar dapat khususnya menjaga keutuhan NKRI dari gangguan maupun rongrongan yang datangnya baik dari dalam, maupun dari negara asing yang ingin mengeruk kekayaan alam kita di pulau-pulau dan perairan-perairan yang strategis, disamping itu tentunya untuk menunjukkan eksistensi negara kita dalam hal pengadaan Alutsista dan Almatsus Polri untuk pemberdayaan industri pertahanan.
Seluruh potensi dan sumber kekayaan alam Indonesia harus dioptimalkan dalam mendukung Industri Pertahanan Indonesia. Dilansir dari web Komite KebijakanIndustri Pertahanan bahwa Indonesia memiliki industri pertahanan yang lengkap dan tangguh dari hulu hingga ke hilir.
Industri dasar seperti karet dan baja, industri komponen, hingga industri hilir meliputi wahana darat, laut, udara, senjata berteknologi tinggi, amunisi, hingga elektronika dan kontrol telah diproduksi oleh Pindad yang bergerak di bidang manufaktur Alutsista tanah air.
Peralatan Pertahanan dan Keamanan kita sudah diakui oleh Dunia Internasional dan Kita harus terus memproduksi Hasil Inovasi Indonesia
Persenjataan Canggih Ciptaan Indonesia Bersaing Dengan Dunia Luar
Drone CH4 beraksi menunjukkan kemampuan terbangnya di radius of action 1.500 – 2000 kilometer di hadapan Presiden Jokowi yang menghadiri HUT TNI di Taxx Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 5 Oktober 2019.
Pesawat nirawak (drone) merupakan hasil dari pengadaan rencana strategis kedua yang akan diproduksi berjumlah enam unit. Pesawat nirawak ini berjenis Medium Altitude Long Endurance (MALE), yang bisa terbang dengan lama durasi hingga 12 jam dan menjangkau 1.000 kilometer.
"Kemampuan itu bisa digunakan dengan dukungan satelit atau sistem BLOS (beyond line of sight). Tapi kalau hanya menggunakan NLOS (non line of sight) itu bisa dari Surabaya sampai ke tempat latihan ini di Situbondo," kata kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Kolaborasi drone dan wahana pencegat dan pendarat – Titah Hitam sangat diharapkan dapat menjaga kedaulatan NKRI dari usaha-usaha kapal-kapal asing seperti yang terjadi di Pulau Natuna.
Harusnya persenjataan canggih, kolaborasi Wahana Laut seperti: Seahunter 46 Mark II, Fast Patrol Boat 42m, Shuter 46 Mark I dapat beroperasi dengan baik seperti armada pimpinan Mpu Nala yang mampu menjaga Nusantara dengan kapal perangnya.
Sementara wahana darat dan udara tidak perlu lagi diragukan keberadaannya dalam bersaing dengan produk senjata asing plus menjaga kedaulatan negara kita. Sehingga dengan adanya Alutsista yang canggih plus keberadaan TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara harusnya negara kita sangat berdaulat dan diakui keberadaannya oleh dunia luar.

Rabu, 15 Januari 2020

Besarnya Sumbangsih Freeport Indonesia Bagi Negeri, Khususnya Bagi Kemajuan Rakyat Papua

Freeport Indonesia Siap Memberikan yang terbaik Untuk Rakyat Papua dan Indonesia.

Persipura Jayapura, siapa yang tidak kenal dengan klub kebanggaan negeri ini? Klub besar nan tersukses di tanah air ini telah mampu menemukan mutiara-mutiara hitam, dipoles hingga diorbitkan menjadi pemain kelas dunia rasa Indonesia. Siapa tidak kenal Boaz Solossa? Kapten hingga predator kelas atas penjebol gawang tim maupun negara kelas dunia? Sebut saja Uruguay, Cina, Oman, Vietnam dan Malaysia negara yang pernah merasakan sepak terjangnya.
Mengapa Persipura bisa menjadi klub papan atas di negeri ini? Ternyata tidak lepas dari dukungan dana yang kuat dan berkelanjutan agar bibit pemain-pemain muda dari tanah Papua bersinar layaknya seperti mutiara yang menjadi kebanggaan timnas ke depannya. Dan dukungan dana itu salah satunya berasal dari Freeport Indonesia.
Ya, bukan rahasia umum lagi bila Freeport sangat mencintai tanah Papua, khususnya Persipura. Sejak Januari 2019, Persipura Jayapura mendapatkan kepastian kucuran dana dari PT Freeport Indonesia senilai 7,5 miliar per tahun.
Total dukungan Freeport kepada Persipura sejak 2012 mencapai nilai Rp 65,8 miliar menandakan bahwa kerjasama yang baik pastinya akan menorehkan prestasi luar biasa seperti yang ditunjukkan oleh Persipura.
Sejak bermitra dengan PT Freeport Indonesia, Persipura telah banyak merengkuh prestasi di berbagai kompetisi, seperti empat kali juara Liga Indonesia. Melalui sepakbola, Persipura telah mengangkat harkat dan martabat bukan hanya Papua tetapi juga Indonesia di tingkat dunia dan PT Freeport Indonesia mempertegas kembali komitmennya untuk terus menyokong dan mendukung Persipura dalam kompetisi lokal maupun internasional.
Dukungan Freeport Indonesia tidak hanya dalam dunia sepakbola, hampir di semua lini, masyarakat Papua, khususnya Papua Barat dan Timika mendapatkan manfaat dari keberadaan tambang emas terkemuka di dunia ini.
Setelah mengakuisisi saham PT. Freeport Indonesia senilai 51,23%, maka Indonesia dan Papua serasa punya tambang emas yang digunakan seluas-luasnya dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Papua dan Indonesia pada umumnya.
Freeport Indonesia Dengan segala kandungan Kekayaan Alamnya Siap Memberikan yang terbaik Bagi Indonesia dan Papua. Dukung Freeport Demi Indonesia Sejahtera
Diperkirakan, tambang tembaga tersebut memiliki cadangan emas, tembaga, dan perak senilai lebih dari Rp 2,190 triliun hingga 2041. Lalu rakyat Papua lewat Pemerintah Daerah Papua memiliki 10 persen saham yang mulai tahun 2023 akan mendapatkan hampir Rp 3 triliun per tahun dari deviden Freeport Indonesia.
Seharusnya kabar gembira kepemilikan saham Freeport Indonesia ini menjadikan Papua makin aman, kondusif dan terkendali sehingga Freeport bisa lebih berkonsentrasi dan aktif melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka dalam memajukan Indonesia dan Papua.
Mungkin ‘sakit hati’ selama kurang lebih lima puluh tahun berdiri, Freeport Indonesia ‘hanya’ memberikan jatah 9,36 persen yang memang tidak mungkin digunakan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, apalagi untuk rakyat Papua, terkhusus rakyat Timika?
Si seksi Freeport Indonesia ibarat bidadari lahir dari perut bumi Papua, namun harus memberikan kasih sayangnya kepada kerajaan lain dan hanya memberikan sedikit perhatian kepada ibu pertiwi yang melahirkannya, kira-kira seperti itulah gambaran mengapa Papua terus bergejolak dan Papua masih berada dalam garis kemiskinan.
Tapi, itu cerita lama yang harus diperbaiki dan saatnya akan tiba, dimana rakyat Indonesia, khususnya warga Papua akan menikmati manfaat dari keberadaan tambang terbesar di dunia ini, dimana keberadaan Freeport Indonesia harus memberikan kemakmuran dan kejayaan bagi Papua terlebih dahulu berkat dari eksplorasi tambang emas di kawasan mineral Gasberg, Papua.  
Sejarah panjang dan penuh lika-liku kehadiran Freeport Indonesia, akhirnya berbuah manis di tahun 2018, dimana Papua dan Indonesia memasuki era baru kepemilikan Freeport Indonesia. Kemesraan Freeport dengan Papua dan Indonesia yang selama ini suam-suam kuku harus direkatkan kembali. Keberadaan Freeport bagi rakyat Papua harus benar-benar direalisasikan.
Freeport adalah Mimika – Papua dan Mimika – Papua adalah Freeport, begitulah fakta yang ada, untuk itu kita harus menjaga Freeport dan Freeport juga harus memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan rakyat Mimika dan rakyat Papua pada umumnya. 
Sampai Saat Ini Freeport Sudah Memberikan Yang terbaik, Harapannya Freeport terus memberikan kebaikan untuk Papua Jaya, Indonesia Jaya
Dukungan harus kita berikan baik itu lewat tulisan dan narasi-narasi baik sehingga rakyat Papua, khususnya rakyat di Timika – Papua memang benar-benar memiliki Freeport Indonesia. Kita harus turut mendukung Papua benar-benar bagian dari Indonesia yang tidak bisa dipisahkan lagi. Papua adalah NKRI dan selamanya menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bumi Cendrawasih harus kita jaga bersama, menurut saya sudah saatnya kontribusi nyata buat Papua diberikan oleh Freeport dan Pemerintah Pusat dan Daerah bersama-sama menjaganya sehingga rakyat Papua khususnya rakyat Mimika – Papua benar-benar sadar dan tidak mengganggu keberadaan Freeport Indonesia.

Rabu, 11 Desember 2019

Pendidikan Tepat Sasaran, Wujudkan SDM Unggul, Indonesia Produktif

Kemajuan Ekonomi yang Berdaya Saing dan Berkeadilan Jadi Fokus Rapimnas Kadin Sumber Gambar: https://www.kadin.id/en/news-event/news-detail/642/kemajuan-ekonomi-yang-berdaya-saing-dan-berkeadilan-jadi-fokus-rapimnas-kadin

Otak sebagai sumber pikiran harus selalu terkoneksi dengan hati, hati yang bersih dan pikiran yang jernih akan hasilkan ide-ide besar yang mampu mengubah kehidupan.” Presiden Jokowi
Saat ini dunia global sudah memasuki era revolusi industri 4.0 (Industri Revolution 4.0/IR4.0) menghadirkan Cyber-Physical System, dimana industri mulai menerapkan otomasi mesin, artificial  intelligence (AI), blockchain, machine learning, robot, big data, dunia virtual, konektivitas/ informasi kecepatan tinggi yang lebih dikenal dengan Internet of Things (IoT). Perangkat-perangkat baru dan peranti lunak cerdas yang dihasilkan memunculkan bidang kerja baru, start up yang inovatif, dan bidang bisnis baru.
Era ini menghadirkan teknologi disruptif (disruptive technology) menggantikan peran manusia, dimana kita hidup di dunia nyata sekaligus di dunia digital. Belum lagi munculnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan kreatif, perubahan sosial, teknologi dan lingkungan juga telah menghasilkan model produksi massal.
Lantas, apakah sumber daya manusia Indonesia sudah siap dalam menghadapi disrupsi revolusi industri 4.0 ini? Apakah dunia pendidikan kita sudah mampu membentuk manusia Indonesia menjadi insan yang cerdas dan punya daya saing di kawasan regional maupun global dalam menghadapi era baru ini?
Tidak dapat kita pungkiri bahwa Indonesia telah merasakan dampak Industri 4.0, dimana sejumlah sektor industri nasional telah memasuki era tersebut, diantaranya industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman. Sebagai contoh, indsutri otomotif, dalam proses produksinya, sudah menggunakan sistem robotik dan infrastruktur IoT.
Sehingga diramalkan disrupsi teknologi ini akan menjadikan sekitar 52,6 juta pekerjaan hilang, digantikan oleh otomasi dan mesin dalam lima tahun mendatang (International Labour Organization/ILO, McKinsey, 2017).
Sekitar 50,7% lulusan sekolah menengah tidak terserap dalam pasar kerja (BPS, 2018) apalagi Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada 2030, dimana persaingan kerja akan semakin ketat akibat usia produktif lebih banyak dari usia non-produktif, dan lulusan usia yang produktif banyak yang tidak kompeten.
Inilah yang menjadi masalah utama bangsa kita dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia yang unggul menuju Indonesia yang produktif. Sangat diharapkan disrupsi ini akan menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan kreatif. Dunia pendidikan kita diharapkan dapat mewujudkan link and match (keterkaitan dan kesepadanan) antara konten pendidikan dan kebutuhan industri.
Untuk mewujudkan keterkaitan dan kesepadanan ini, sudah sepatutnya antara Kemendikbud bekerjasama dengan Kadin dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang unggul, tentunya dengan program-program tepat sasaran, sehingga siswa/mahasiswa menjadi pembelajar seumur hidup, menjadi insan yang punya empati, kreatif, mampu berkomunikasi (punya keterampilan komunikasi interpersonal), dan bisa berkolaborasi atau bekerja dalam tim.
Karena faktanya, dunia industri kurang mengeluhkan karyawan yang kurang pengetahuan atau kemampuan teknis, tetapi lebih mengeluhkan karyawan yang kurang inisiatif, tak bisa bekerja dalam tim, tak percaya diri dalam mengambil keputusan, tidak komunikatif dalam mengutarakan ide, dan tidak disiplin menghargai waktu.
Untuk mendukung terwujudnya SDM unggul agar Indonesia produktif, Kadin Indonesia bersama dengan serikat pekerja dan dunia pendidikan menciptakan sebanyak-banyaknya “tenaga siap pakai” dengan kualifikasi internasional. Dan bersama dengan pengusaha kreatif, Kadin menciptakan sebanyak-banyaknya “inovasi dan teknologi siap pakai”, sehingga sangat diharapkan dengan kolaborasi ini maka jumlah pengangguran di tanah air bisa ditekan hingga se minimal mungkin berkat pendidikan dan pelatihan yang tepat guna.
Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi yang luar biasa akan menciptakan bidang kerja yang belum terbayang di saat sekarang dan perlu diantisipasi agar para lulusan siap menghadapi jenis pekerjaan baru yang lebih menantang dan membutuhkan teknologi tinggi dan kemampuan inovasi.
Untuk itu Kemendikbud dan Kadin harus mampu berkolaborasi menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul karena punya komitmen belajar sepanjang hayat (long-life learning), serta memiliki soft skill dan etika. Sehingga Indonesia produktif memiliki sumber daya manusia yang tidak hanya bekerja di bidang industri, tetapi mampu juga menjadi wirausahawan sejati, sehingga pengangguran pun berkurang.

Kamis, 14 November 2019

Pembangunan Transportasi Unggul Pastikan Konektivitas Pemerataan Pembangunan Demi Indonesia Maju

Transportasi Unggul Adalah Jalan Menuju Indonesia Maju. Transportasi Darat, Laut, Udara Yang Tersedia Menjadi Modal Awal Konektivitas Bagi Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

Siapa bilang pembangunan infrastruktur itu tidak penting? Fakta membuktikan bahwa dengan pembangunan infrastruktur jalan, bandara, bendungan, jembatan, pelabuhan kecil, pelabuhan besar, pembangkit listrik, serta saluran komunikasi, akan memberikan beribu manfaat bagi terbukanya ‘jalan’ perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, walau pelan tapi pasti.
Sejarah membuktikan dengan adanya pembangunan infrastruktur maka sebuah negara akan mengalami kemajuan yang pesat, karena mampu memperlancar urat nadi yang menjadi ciri khas daerah-derah tertentu akan ter-ekspose ke permukaan umum dan dikenal banyak orang setelah terbukanya jalur transportasi dan komunikasi.
Apalagi dengan wilayah geografis tanah air Indonesia yang terdiri dari wilayah-wilayah berbentuk kepulauan, mengharuskan pembangunan infrastruktur adalah prioritas utama untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta mengurangi disparitas dan kesejangan sosial.
Mungkin dari kita masih banyak yang tidak mengetahui berapa pulau yang dimiliki oleh Indonesia sehingga dikatakan sebagai negara kepulauan? Atau sehingga masih banyak yang berkata untuk apa kita membangun infrastruktur? Apakah bisa makan hanya dari infrastruktur doank?
Jelas pembangunan infrastruktur adalah modal dan tujuan untuk mempersatukan nusantara dalam bingkai NKRI. Jika kita ingin negara kita aman, makmur, sejahtera, dan tetap menjunjung tinggi sila ke-3 Persatuan dan Kesatuan Indonesia? Maka Indonesia yang memiliki 17.504 pulai yang tersebar di 32 Provinsi (sebelum terjadi pemekaran Kalimantan Utara dan Sulawesi Barat), harus benar-benar diperhatikan pembangunan infrastrukturnya maupun kesejahteraan rakyatnya.
Menyadari akan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai pondasi yang kuat untuk melangkah menjadi negara maju, maka Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang kembali memenangi Pilpres 2019, masih akan tetap menggenjot pembangunan infrastruktur, terutama di luar pulau Jawa.
Dan dalam empat tahun terakhir semenjak menjadi RI-1, Jokowi melakukan pembangunan infrastruktur secara masif dan merata di seluruh pelosok tanah air. Sesuai dengan program Nawa Cita, pemerintah membuktikan komitmen untuk mewujudkan pembangunan dari pinggiran dan desa.
Prioritas pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing nasional dan pemerataan hasil pembangunan, sekaligus untuk mengurangi disparitas antar wilayah, maka Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Basuki Hadimuljono mengatakan, terdapat lima kategori infrastruktur prioritas, yakni: energi, transportasi, sumber daya air, komunikasi, dan pemukiman.
Hasil dari genjotan pembangunan infrastruktur yang di pelopori oleh Presiden Jokowi dan yang menjadi panglima pengawas pembangunan, Basuki Hadimuljono bisa kita lihat sekarang.

Kamis, 22 Agustus 2019

Mapel Informatika, Bukti Semangat Memerdekakan dan Mempersatukan Generasi Melawan Hoak Demi Suksesnya Pembangunan Nasional

Belajar Informatika, Siswa akan diajarkan berpikit tingkat tinggi dan komputasional dalam menalar sebuah informasi atau berita untuk menangkal hoaks. sumber gambar: dokpri

Jumlah penduduk Indonesia tahun 2019 diprediksi berkisar 267 juta jiwa, sementara pengguna internet berjumlah 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen dari total jumlah penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet. Artinya, masyarakat Indonesia masih menjadi lumbung pengguna pengguna media sosial terbanyak. Apalagi berdasarkan survei We Are Social di tahun 2017, 18 persen pengguna media sosial berusia 13 sampai 17 tahun, yang merupakan usia pelajar.
Faktanya, dari sumber berita Kompas.com, anak remaja sangat rentan menjadi pelaku penyebaran hoaks atau berita bohong di jagat maya. Apalagi masa-masa menjelang Pilpres dan pasca Pilpres kemarin, tensi tinggi mengakibatkan terjadinya perang berita hoaks di media sosial. Dan beberapa pelaku penyebaran hoaks yang berhasil ditangkap polisi ternyata masih berstatus pelajar. Sungguh sangat memprihatinkan.
Disinyalir remaja mudah percaya pada hoaks karena anak muda memang cenderung emosional. Disamping itu, kenyataan minat baca orang Indonesia yang rendah menjadi faktor penyebab gampangnya sebuah berita yang menurut mereka sensasional langsung disebarkan tanpa dibaca dengan detail apa isi beritanya.
Kenyataan inilah menjadi pendorong agar pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memasukkan kembali mata pelajaran TIK atau Informatika ke dalam Kurikulum 2013. Kebutuhan untuk menghasilkan “SDM Unggul Indonesia Maju”, seperti tema Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-74 harus direalisasikan dengan sumber daya manusia yang tidak terjebak oleh berita-berita hoaks dan menjadi penyebar kebohongan tersebut.
Informatika, merupakan mata pelajaran pengganti TIK dan diberikan kepada siswa dari tingkat SMP hingga SMA dan sekarang baru dalam tahap uji coba di beberapa sekolah, karena belum seluruh wilayah nusantara ini telah tersambung dengan internet. Jadi sembari menunggu terwujudnya pemerataan infrastruktur, maka mata pelajaran Informatika baru tahap implementasi.
Lantas mengapa mapel Informatika sangat penting dan relevan dalam mewujudkan “SDM Unggul Indonesia Maju”? Apa keunggulan mapel Informatika dalam memberantas hoaks menuju suksesnya pembangunan nasional dengan modal persatuan dan kesatuan bangsa?
Jawbannya jelas sangat bisa, karena dengan belajar informatika sejak SMP, generasi muda kita dipersiapkan untuk menghadapi perkembangan teknologi yang cepat dengan belajar STEM-C (Science, Technology Engineering Mathematics and Computational Thingking). Artinya, siswa sejak dini diajarkan untuk berpikir kritis, dan mulai berpikir terkomputerisasi yang terstruktur dan algiritmik.
Berpikir tingkat tinggi, mencerna sebuah informasi dengan pemikiran yang luas, belajar untuk terbiasa membaca secara terstruktur, mencerna sebuah informasi dengan menggunakan hati dan logika, meredam emosi dan lebih menggunakan pemikiran dalam menyelesaikan sebuah persoalan adalah hal penting yang sangat diharapkan setelah belajar Informatika ini.
“Selama ini dari segi keilmuan TIK belum terdistribusi dan tergambarkan secara jelas kepada siswa. Maka dari itu kami sedang mengkaji khusus dari keilmuannya agar lebih baik," begitulah penjelasan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud Awaluddin Tjalla saat dihubungi Republika.co.id, (5/8) menjelaskan perihal Informatika sebagai pelajaran baru yang bermafaat untuk menangkal berita hoaks.
Peranan Informatika Menangkal Hoaks
Hoaks merupakan ancaman terbesar dari keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demokrasi Pancasila yang menjamin kebebasan bagi seluruh warga negaranya dalam berpendapat menjadi ancaman terbesar, karena bisa disalah artikan menjadi bebas memberikan informasi yang bohong sekalipun. Dan itu terbukti dengan menyebarnya konten maupun informasi yang didesain hampir 100 persen benar, padahal itu adalah hoaks alias berita bohong.
Penyebaran berita hoaks melalui media sosial menjadi masalah terbesar di negeri ini. Sungguh banyak contoh berita hoaks yang disebarkan menjadi awal kebencian yang berujung pada kerusuhan. Oleh karena itu sudah menjadi peran kita untuk memberantas hoaks dengan cara kita masing-masing.
Saya sebagai guru mata pelajaran Informatika, tetap optimis bahwa generasi muda sekarang tidak akan gampang menyebarkan berita hoaks, karena generasi muda sudah dipersiapkan berpikir komputasional. Artinya, berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan konsep algoritma.
Saring berita atau informasi atau gambar sebelum sharing, bijaklah menggunakan media sosial merupakan ajakan baik demi memberantas berita hoaks atau bohong.
Medan, 22 Agustus 2019