Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Juni 2015

TOLONG JAHITKAN SEPATUKU



Dibawah pohon mangga depan rumah kutatap langit biru. Diantara awan putih berarak kulihat wajah Melani yang sendu, hidungnya yang mancung dan mata besarnya yang indah mengisyaratkan cinta. Tapi cepat kutepis bayangan itu, kubuang jauh, tak mau  bayangan itu selalu turut serta, tak kuat aku patah hati lagi untuk yang kedua kalinya.Melani…aku sayang kamu, tapi jangan kirim salam lagi buatku. Karena kau pasti pergi dariku, begitu kau tahu aku penjahit sepatu.

Minggu, 14 September 2014

ADA RINDU DATANG

Kemarin, kau masih bersamaku, bercanda berdua sampai lupa waktu. Kemarin kau masih bersamaku, berjanji setia sampai ahir waktu. Baru kemarin, dua hari yang lalu, masih basah dalam ingatanku, kita pulang dari rekreasi kehujanan basah kuyup tertawa riang kedinginan melaju kencang. Mungkin, belum hilang bekas cubitan kuat, tanda marahmu, saat sepeda motorku ku bawa sangat kencang? Ah… masih belum kering jaket yang kupakaikan padamu buat melindungimu, agar tidak sakit…?!

ADA DUSTA DIANTARA KITA

Siang itu angin segar terbang indah diantara pohon sawit taman belakang kampus, dari balik ujung daun cahaya matahari bersinar tak pernah berhenti sesekali tertutup awan kelabu, kuteguk minuman yang tinggal setengah gelas, sesekali kuangkat tangan sambil tersenyum membalas sapa teman yang lewat tanpa semangat karena ada sesak menekan kuat penat dikepalaku, kalimat temanku Si Herman barusan menghinaku, mempermalukan-ku, mencabik harga diriku ”Aku malu punya teman yang dipermainkan wanita…!!. Ujarnya sebelum berlalu.