Rabu, 31 Mei 2017

All About Education: Cara Memilih Handphone Android Yang Cocok Bagi Kan...

All About Education: Cara Memilih Handphone Android Yang Cocok Bagi Kan...: Tips memilih telepon pintar idaman kita. sumber gambar: www.mbahgaul.com Di era kekinian kita dihadapkan pada kenyataan perkembangan ...

Cara Memilih Handphone Android Yang Cocok Bagi Kantong Guru

Tips memilih telepon pintar idaman kita. sumber gambar: www.mbahgaul.com

Di era kekinian kita dihadapkan pada kenyataan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesatnya, hingga kita mengenal generasi Z yang digadang-gadang mampu menjadi orang-orang yang mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu secara bersamaan, contohnya: mampu menggunakan semua perangkat teknologi dengan baik dan benar. Mampu menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Tapi, apakah benar demikian?
Ketika munculnya generasi Z setelah generasi Y dan Z, maka harapan besar terjadi di negara kita, dimana harapan akan kemampuan mereka untuk belajar dengan baik sangat membuncah, sehingga muncul anekdot, “kebo nyusu gudel” yang artinya, yang tua belajar pada yang muda dalam hal pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Tetapi apa benar?
Ternyata tidak, generasi Z ternyata tidak bisa menerjemahkan ekspektasi yang diberikan kepada mereka, generasi Z ternyata sangat perlu diajarkan bagaimana memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik dan benar. Mereka perlu belajar dan dibimbing kembali oleh para guru yang memang sangat vital peran mereka dalam proses pendidikannya. Guru adalah ujung tombak pendidikan yang perlu diasah juga kemampuan mereka dalam memanfaatkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi saat mengajar, khususnya pemanfaatan internet dan ponsel pintar (Smartphone) dalam upaya memberikan bahan ajar di kelas maupun di luar kelas. Sebab proses belajar di era kekinian bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, juga tanpa harus dilakukan dengan tatap muka dan pembelajarannya tidak harus menggunakan media yang konvensional, tetapi sudah online dan real time serta memanfaatkan teknologi cerdas.
Smartphone atau telepon pintar, adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang fungsinya sudah seperti komputer, karena bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi. Dikatakan telepon pintar, karena mampu menyajikan fitur canggih seperti surel (berbagi surat elektronik), bisa internet dan kita bisa membaca buku elektronik (e-book), bisa bermedia sosial (chat, video call) atau mampu menyimpan dan berbagi data dengan berbagai fitur.  Sehingga tidak heran apabila peminat smartphone ini begitu laris manis? Ibarat kacang, telepon pintar ini menjadi pilihan bagi siapa saja, baik itu yang muda ataupun yang tua, yang kerja atau pengangguran sangat antusias untuk memiliki barang yang satu ini, sehingga tidak heran pengguna smartphone ini makin banyak dan meningkat tiap tahun. Faktanya, jumlah pengguna telepon pintar lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia saat ini, yang artinya: Smartphone sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari sebagai alat komunikasi sekaligus komputer kecil yang simpel.
Ada banyak macam sistem operasi telepon pintar, diantaranya:
Android, BlackBerry OS, iOS, Windows Phone, Bada OS, FireFox OS, MeeGo OS, Palm OS, Symbian OS, Tizen OS, Ubuntu OS, dan masih banyak lagi.

Senin, 01 Mei 2017

Bonus Demografi Indonesia, Antara Manfaat dan Realita Bagi Pertumbuhan Ekonomi Bangsa



Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan umur sumber:databoks.katadata.co.id

Hasil proyeksi penduduk oleh BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia pastinya per 2016, sebanyak 258 juta jiwa. Dengan proporsi laki-laki sebanyak 129,98 juta orang dan penduduk perempuan sebanyak 128,71 juta orang (sumber: databoks.katadata.co.id) menandakan bahwa negara kita memiliki sumber daya manusia yang berlimpah, apalagi ternyata menurut data statistik BPS, saat ini jumlah penduduk Indonesia usia muda lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. BPS lebih lanjut memetakan, usia 0-9 tahun sebesar 45 juta, pada tahun 2045 akan berusia 35-45 tahun dan usia 10-19 tahun berjumlah 43 juta jiwa pada tahun 2045 akan berusia 45-54 tahun, sehingga negara kita mendapat bonus demografi dan diproyeksikan di ulang tahun yang ke-100 nantinya mendapat anugerah Generasi Emas.
Mengapa disebut bonus demografi? Dan apa itu generasi emas? Apakah bonus demografi ini bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi bangsa di masa sekarang hingga 45 tahun ke depan? Mampukah pemerintah mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyah Indonesia seperti yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945? Mampukah generasi produktif ini menanggung biaya hidup usia non produktif sehingga di fase generasi emas, negara kita yang digadang-gadang memang mampu mewujudkan salah satu negara kekuatan ekonomi dunia? Atau apesnya bisa menjadi bencana demografi?
Indonesia dalam angka menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun meningkat, diawali tahun 1961, ketika sensus pertama dilakukan, jumlah penduduk Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa. Tahun 1971, sensus ke-2 dilakukan dan jumlah penduduk kita meningkat mencapai angka 119,2 juta jiwa, meningkat sebanyak 22,1 juta jiwa. Maka untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk yang memang seperti deret ukur itu, pemerintah menggalakkkan program KB (Keluarga Berencana), cukup 2 atau 3 anak, sehingga ketika sensus ke-3 dilakukan tahun 1980, jumlah penduduk kita berkisar 146,9 juta jiwa yang menandakan bahwa program KB cukup manjur menekan angka kelahiran hampir 100 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk hanya 27,7 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Tahun 2000 ketika sensus penduduk dilakukan, jumlah penduduk kita mengalami lonjakan yang berat, 205,1 juta jiwa, tahun 2010, berjumlah 237,6 juta jiwa. Walau terkesan sukses menekan ledakan penduduk, tetapi kita semua masyarakat masih memiliki PR untuk menjadikan bonus demografi ini menjadi kekuatan ekonomi bangsa.
Provinsi di Indonesia dengan angka kejahatan paling tinggi. sumber:databoks.katadata.co.id