Jumat, 22 Desember 2017

Berharap DUMET School Membuka Cabang Tempat Kursus Website Terbaik 2018 di Seluruh Kota Besar di Indonesia



DUMET School, Tempat Kursus Membuat Website Terbaik 2018
Polling yang saya lakukan terhadap setiap siswa kelas XII (Dua belas) di SMAN 13 Medan, adalah “Kemana setelah tamat SMA? Apa bekal Anda ketika Anda terjun di masyarakat atau ketika terjun ke dunia kerja? Apakah Anda sudah siap Bekerja, Kuliah atau jadi Wirausahawan?”. Karena setelah tamat SMA, maka hanya tiga kemungkinan besar yang akan jadi pilihan selanjutnya. Pertama, tentunya Kuliah. Nah, kalau kuliahpun tentunya di swasta atau negeri atau kedinasan? Kalau Anda tidak kuliah, tentunya kerja atau jadi pengangguran?
Pilihan memang selalu sulit setelah tamat SMA, karena jikapun mengambil kuliah di negeri, harus bersaing dengan teman seusia, kalau swasta? Pasti pilih jurusan yang gampang buat cari kerja, jikapun harus bekerja? Pilihan pekerjaan apa yang mampu dilakukan oleh tamatan SMA? Ini selalu menjadi dilemma ketika anak-anak generasi bangsa ini telah menamatkan pendidikan hingga jenjang SMA/SMK.
Tanpa dibekali self-skill, memang sangat sulit untuk terjun ke dunia kerja, apalagi sekarang kita sudah masuk ke era digital, eranya teknologi! Siapa yang tidak bisa ikuti perkembangan zaman? Maka ia akan tertinggal, begitulah kata para pakar IT. Oleh karena itu, ketika masuk pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), maka saya selalu menekankan kepada siswa kelas dua belas agar mau menyisihkan waktunya untuk belajar IT, untuk mengasah kemampuan autodidak akan beberapa aplikasi-aplikasi penting dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan IT.
Contohnya, pelajaran TIK di kelas dua belas adalah bagaimana menggunakan aplikasi-aplikasi yang disediakan untuk membuat desain grafis, misalnya penggunaan tool-tool pada aplikasi Corel Draw untuk mengolah grafis berbasis Vektor dan Adobe Photoshop untuk mengolah aplikasi berbasis Bitmap sebagai dasar untuk menghasilkan karya yang lebih kreatif bernama website. Dengan menguasai dasar Desain Grafis, maka untuk mengolah gambar-gambar yang akan digunakan untuk membuat sebuah website lebih gampang.
Kursus DUMET School
Polling yang saya lakukan lagi adalah “Siapa yang mau kuliah ambil jurusan Desain Grafis?” karena salah satu bagian dari Desain Grafis itu adalah membuat Website. Ini sangat penting, sehingga siswa kelas dua belas yang berminat untuk melanjutkan kuliah di bidang IT maupun terjun ke dunia kerja, memiliki dasar yang kuat sehingga tidak canggung lagi ketika berhadapan dengan pekerjaan berbau IT.
Ternyata sangat banyak siswa yang berminat untuk kuliah ambil jurusan Komputer, Desain Grafis atau IT. Dan tidak sedikit tertarik untuk belajar membuat website sederhana maupun yang sudah professional. Bagaimana caranya?
Salah satu cara yang saya temukan, belajar di DUMETSchool, tempat kursus Website zaman now.

Minggu, 10 Desember 2017

Kopi Kapal Api, Teman Setia Saat Bersantai Maupun Saat Melakukan Rutinitas



Kopi Kapal Api, Teman Setia Dikala Butuh Suasana Pencerah

Kopi, memiliki filosofi hidup yang sangat dalam maknanya apabila kita resapi saat menyeruput kopi. Rasa pahit merupakan simbol dari perjuangan hidup, kegigihan menghadapi tantangan hidup hingga akhirnya berbuah manis, itulah intisari dari filosifi kopi. Dibalik harumnya aroma kopi, tersimpan rasa pahit yang sangat mendalam, tetapi hal itu bukan masalah karena kopi menyimpan sejuta kenikmatan yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan kita.
Kopi, ntah bagaimana ceritanya, menjadi komoditas produk yang paling digemari. Berburu biji kopi-pun dilakukan sampai ke ujung dunia oleh para peneliti-peneliti kopi demi mendapatkan biji kopi unggulan dengan cita rasa berbeda dan kualitas terunggul untuk diteliti dan diolah hingga menlahirkan kopi nikmat yang memanjakan para penikmat kopi.
Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu penghasil kopi kualitas terbaik dunia sejak era penjajahan hingga sekarang. Bersaing dengan Brazil dan Vietnam, kualitas biji kopi bawaan VOC dan ditanam dengan cara tanam paksa (cultuurstelsel) ternyata memang terbaik karena faktor tanah dan cuaca. Struktur tanah di Indonesia yang subur dan juga daerah sub-tropis menjadikan tanaman Kopi menjadi tanaman favorit di hampir seluruh daerah Nusantara, semisal di Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi, Jawa, Bali, Flores hingga Papua adalah penghasil kopi terbaik Tanah Air.
Kopi Kapal Api
Namun, cita rasa kopi dari berbagai daerah Tanah Air penghasil kopi tidaklah sama, seperti Kopi Sidikalang, Kopi Gayo (Aceh), Mandheling, Lintong serta kopi dari Jawa (Java), Toraja atau Gowa serta kopi dari Bali atau Papua tidaklah sama aroma dan rasanya. Oleh karena itu, maka para penjelajah dan peneliti Kopi-pun berlomba-lomba melakukan survey dan penelitian terhadap kualitas dan keunggulan Kopi Indonesia. Para peneliti kopi biasanya langsung kepicut dengan cita rasa aroma saat biji kopi tersebut digongseng, baik itu kopi arabika maupun robusta.
Tidak terkecuali bagi seorang almarhum Go Soe Loet, yang bakal dikenal sebagai pendiri Kopi Kapal Api. Beliau adalah pelaut yang singgah dan menetap di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Melihat geliat industri kopi yang bakal memiliki prospek cerah, maka beliau mendirikan pabrik kopi bernama “Kopi BubukHap Hoo Tjan” tahun 1927 bersama dengan saudaranya Go Bie Tjong dan Go Soe Bin. Pabrik penggorengan kopi tersebut dijual dengan menggunakan sepeda keliling kampung disekitar Pelabuhan Perak untuk melayani para pelaut dan pedagang yang singgah. Usaha ini berkembang dan berkembang sehingga anaknya, Soedomo mencetuskan ide untuk membuat ‘kapal api’ jadi logo dari produksi kopi mereka.
Kopi Kapal APi, Jelas Lebih Enak dan Jelas Mampu Memberikan Semangat dan Inspirasi
Karena kualitas yang dijaga, maka kopi gongseng ini makin diminati sehingga perusahaan kecil tersebut berkembang menjadi pesat dan kopi bubuk ini laris manis berkat kerja keras para karyawan sekitar 1.500 orang dan manajemen perusahaan ala keluarga Go Soe Loet. Namun, mereka pecah kongsi dan Hap Hoo Tjan bangkrut tahun 1981, sementara 1979, Soedomo Mergonoto, anak dari Goe Soe Loet pasca pecah kongsi dengan saudara ayahnya, mendirikan perusahaan baru bernama PT. Santos Jaya Abadi.

Senin, 20 November 2017

Terbang Bersama Traveloka

Traveloka, solusi mudah mendapatkan tiket pesawat terbang
“Praa…! (sebutan untuk saudara dalam bahasa Batak), Kau aja yang ambil tiket kita ke Padang ya Pra…!!!” itulah isi WA yang dikirimkan ke hp saya.
“Okey Pra…” balas saya sembari langsung mengklik aplikasi Traveloka.com yang sudah terinstal di Android saya. Akhirnya dari satu kelas PLPG Gelombang IV yang akan mengikuti pelatihan selama kurang lebih sepuluh hari, ada tiga teman yang lain pesan pesawat terbang ke Bandara International Minangkabau – Padang. Untung ada Traveloka.com, sehingga disaat genting bisa mendapat solusi.  
Medio millenium baru yang diawali dengan mulai masuknya teknologi informasi dan komunikasi ke Indonesia pasca era reformasi, negara kita mulai mengalami perkembangan yang signifikan. Teknologi yang selama orde baru terkesan dibatasi, tiba-tiba menjadi primadona ditengah-tengah masyarakat Indonesia dan mampu mengubah gaya hidup masyarakatnya, dari yang konvensional menjadi digital, dari yang selama ini offline menjadi online, dari yang manual, proses yang lama dikerjakan menjadi otomatis, praktis dan instan adalah hasil perubahan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat dirasakan hingga saat ini.
Travelokaku... Solusi Perjalanan pesawat terbang saya
Apalagi dengan menjamurnya internet di awal tahun 2000-an hingga tahun 2010 membuat akses akan informasi dan komunikasi semakin cepat dan canggih. Dengan kekuatan internet, kita bisa online, berselancar di diunia maya (cyber space) untuk saling bertukar informasi. Yang membuat internet semakin digemari adalah dengan menjamurnya mesin pencari (search engine) yang dirancang oleh sekelompok orang untuk memudahkan pengguna internet diseluruh dunia untuk mencari dokumen, informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dengan cukup mengetikkan kata kunci di kolom pencarian.
Dengan internet, maka solusi akan kebutuhan yang sulitpun bisa teratasi dengan baik. Salah satu contohnya adalah solusi untuk mencari tiket pesawat terbang. Jika medio tahun 2000-an hingga 2010, untuk mendapatkan atau mengakses tiket pesawat terbang cukup sulit dan tidak banyak cara untuk mendapatkannya? Maka sekarang, kita tinggal search, klik, cek tanggal, jenis dan harga pesawat, lalu tinggal bayar. Medio tahun tersebut, jika mengambil tiket harus pesan langsung kebandara, harus rela berdesak-desakan, belum lagi ketemu sama calo, harga yang dimark-up hingga berlipat-lipat dan prosesnya sangat lama.
Maka, sekarang kita sangat diberikan kemudahan oleh cepatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet. Untuk mendapatkan akses tiket pesawat sudah begitu mudahnya, begitu banyaknya pilihan yang ditawarkan dan bersileweran di depan kita untuk kita akses dan bandingkan harga tiket antara yang satudengan yang lainnya.
Belum lagi munculnya aplikasi-apliaksi rintisan yang membuat pilihan akan kemudahan mendapatkan tiket pesawat terbang lebih banyak dan simpel atau kata orang Batak, sangat "Easy Reschedule" lah... Salah satu aplikasi jual-beli tiket pesawat terbang yang menjadi primadona dan memberikan kemudahan kepada kita adalah munculnya Traveloka.com. yang mampu memberikan segala kemudahan bagi kita.

Rabu, 31 Mei 2017

All About Education: Cara Memilih Handphone Android Yang Cocok Bagi Kan...

All About Education: Cara Memilih Handphone Android Yang Cocok Bagi Kan...: Tips memilih telepon pintar idaman kita. sumber gambar: www.mbahgaul.com Di era kekinian kita dihadapkan pada kenyataan perkembangan ...

Cara Memilih Handphone Android Yang Cocok Bagi Kantong Guru

Tips memilih telepon pintar idaman kita. sumber gambar: www.mbahgaul.com

Di era kekinian kita dihadapkan pada kenyataan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesatnya, hingga kita mengenal generasi Z yang digadang-gadang mampu menjadi orang-orang yang mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu secara bersamaan, contohnya: mampu menggunakan semua perangkat teknologi dengan baik dan benar. Mampu menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Tapi, apakah benar demikian?
Ketika munculnya generasi Z setelah generasi Y dan Z, maka harapan besar terjadi di negara kita, dimana harapan akan kemampuan mereka untuk belajar dengan baik sangat membuncah, sehingga muncul anekdot, “kebo nyusu gudel” yang artinya, yang tua belajar pada yang muda dalam hal pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Tetapi apa benar?
Ternyata tidak, generasi Z ternyata tidak bisa menerjemahkan ekspektasi yang diberikan kepada mereka, generasi Z ternyata sangat perlu diajarkan bagaimana memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik dan benar. Mereka perlu belajar dan dibimbing kembali oleh para guru yang memang sangat vital peran mereka dalam proses pendidikannya. Guru adalah ujung tombak pendidikan yang perlu diasah juga kemampuan mereka dalam memanfaatkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi saat mengajar, khususnya pemanfaatan internet dan ponsel pintar (Smartphone) dalam upaya memberikan bahan ajar di kelas maupun di luar kelas. Sebab proses belajar di era kekinian bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, juga tanpa harus dilakukan dengan tatap muka dan pembelajarannya tidak harus menggunakan media yang konvensional, tetapi sudah online dan real time serta memanfaatkan teknologi cerdas.
Smartphone atau telepon pintar, adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang fungsinya sudah seperti komputer, karena bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi. Dikatakan telepon pintar, karena mampu menyajikan fitur canggih seperti surel (berbagi surat elektronik), bisa internet dan kita bisa membaca buku elektronik (e-book), bisa bermedia sosial (chat, video call) atau mampu menyimpan dan berbagi data dengan berbagai fitur.  Sehingga tidak heran apabila peminat smartphone ini begitu laris manis? Ibarat kacang, telepon pintar ini menjadi pilihan bagi siapa saja, baik itu yang muda ataupun yang tua, yang kerja atau pengangguran sangat antusias untuk memiliki barang yang satu ini, sehingga tidak heran pengguna smartphone ini makin banyak dan meningkat tiap tahun. Faktanya, jumlah pengguna telepon pintar lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia saat ini, yang artinya: Smartphone sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari sebagai alat komunikasi sekaligus komputer kecil yang simpel.
Ada banyak macam sistem operasi telepon pintar, diantaranya:
Android, BlackBerry OS, iOS, Windows Phone, Bada OS, FireFox OS, MeeGo OS, Palm OS, Symbian OS, Tizen OS, Ubuntu OS, dan masih banyak lagi.

Senin, 01 Mei 2017

Bonus Demografi Indonesia, Antara Manfaat dan Realita Bagi Pertumbuhan Ekonomi Bangsa



Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan umur sumber:databoks.katadata.co.id

Hasil proyeksi penduduk oleh BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia pastinya per 2016, sebanyak 258 juta jiwa. Dengan proporsi laki-laki sebanyak 129,98 juta orang dan penduduk perempuan sebanyak 128,71 juta orang (sumber: databoks.katadata.co.id) menandakan bahwa negara kita memiliki sumber daya manusia yang berlimpah, apalagi ternyata menurut data statistik BPS, saat ini jumlah penduduk Indonesia usia muda lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. BPS lebih lanjut memetakan, usia 0-9 tahun sebesar 45 juta, pada tahun 2045 akan berusia 35-45 tahun dan usia 10-19 tahun berjumlah 43 juta jiwa pada tahun 2045 akan berusia 45-54 tahun, sehingga negara kita mendapat bonus demografi dan diproyeksikan di ulang tahun yang ke-100 nantinya mendapat anugerah Generasi Emas.
Mengapa disebut bonus demografi? Dan apa itu generasi emas? Apakah bonus demografi ini bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi bangsa di masa sekarang hingga 45 tahun ke depan? Mampukah pemerintah mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyah Indonesia seperti yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945? Mampukah generasi produktif ini menanggung biaya hidup usia non produktif sehingga di fase generasi emas, negara kita yang digadang-gadang memang mampu mewujudkan salah satu negara kekuatan ekonomi dunia? Atau apesnya bisa menjadi bencana demografi?
Indonesia dalam angka menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun meningkat, diawali tahun 1961, ketika sensus pertama dilakukan, jumlah penduduk Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa. Tahun 1971, sensus ke-2 dilakukan dan jumlah penduduk kita meningkat mencapai angka 119,2 juta jiwa, meningkat sebanyak 22,1 juta jiwa. Maka untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk yang memang seperti deret ukur itu, pemerintah menggalakkkan program KB (Keluarga Berencana), cukup 2 atau 3 anak, sehingga ketika sensus ke-3 dilakukan tahun 1980, jumlah penduduk kita berkisar 146,9 juta jiwa yang menandakan bahwa program KB cukup manjur menekan angka kelahiran hampir 100 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk hanya 27,7 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Tahun 2000 ketika sensus penduduk dilakukan, jumlah penduduk kita mengalami lonjakan yang berat, 205,1 juta jiwa, tahun 2010, berjumlah 237,6 juta jiwa. Walau terkesan sukses menekan ledakan penduduk, tetapi kita semua masyarakat masih memiliki PR untuk menjadikan bonus demografi ini menjadi kekuatan ekonomi bangsa.
Provinsi di Indonesia dengan angka kejahatan paling tinggi. sumber:databoks.katadata.co.id

Senin, 24 April 2017

Semangat Berkarya Ala Kartini Muda Transmart Carrefour Citra Garden



Anak-Anak Selfie dulu sebelum masuk Carrefour Citra Garden

Setiap tanggal 21 April, kita selalu memperingati hari Kartini yang sudah melegenda di republik ini. Siapa sih ibu kita Kartini itu? Mengapa sampai-sampai nama Raden Ajeng Kartini dianggap berjasa hingga diberi label Pahlawan Nasional perempuan yang wajib diperingati setiap tanggal 21 April? Mari kita tidak melupakan sejarah. Terlepas dari kontroversinya, Raden Ajeng Kartini memang layak dan pantas menyandang status Pahlawan Nasional, walau secara langsung tidak pernah angkat senjata berjuang mengusir penjajah dari Republik ini, namun setidaknya perjuangan beliau dari balik pena dan kertas serta pemikiran-pemikiran beliau pantas memang untuk mendapatkan hak tersebut untuk disejajarkan dengan sosok-sosok pahlawan lainnya yang menginspirasi kaum muda, khususnya kaum hawa untuk sejajar dengan kaum adam.
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah tanggal 21 Agustus 1879 dari kalangan ningrat. Lalu beliau mendapatkan pendidikan di sekolah ELS (Europese Lagere School), sekolah khusus untuk anak-anak keturunan Belanda, Eropa, peranakan Belanda dan juga anak-anak bangsawan bumi putera. Singkat cerita, usia 16 tahun beliau berhasil menuliskan sebuah artikel berjudul Het Huwelijk bij de Kodja (Perkawinan itu di Kota) yang berisikan bagaimana waktu itu fenomena perempuan yang dijadikan sebagai kaum yang tidak boleh berkembang, dikungkung hak dan kewajibannya yang tidak boleh sejajar dengan lelaki, bagaimana perempuan diberlakukan hanya sebagai ‘pelayan laki-laki’. Singkat cerita perjuangan beliau dengan gagasan “emansipasi wanita”, dimana sudah saatnya kaum perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan lelaki, khususnya dalam hal mendapatkan pendidikan mendapat apresiasi yang tinggi, sehingga kaum hawa tersadarkan lewat buku yang diterbitkan oleh temannya di Belanda, Mr. J.H Abendanon yang kala itu menjabat Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda mengumpulkan surat-surat yang pernah beliau kirim dan membukukannya dengan judul “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” (Habis Gelap Terbitlah Terang) yang menginspirasi dan tidak lekang oleh waktu hingga sekarang.

Kamis, 20 April 2017

Kekuatan Kasat Mata Gravitasi Guru Dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia Indonesia Yang Berkarakter



Guru adalah kekuatan Gravitasi dalam mencerdaskan sebuah bangsa.

Masih ingatkah cerita bagaimana Jepang bisa bangkit pasca ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki? Bom nuklir berkekuatan antara 15.000 dan 20.000 ton TNT tersebut menewaskan 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 orang di Nagasaki dan  berakibat fatal hingga puluhan tahun kemudian, dimana sejumlah 200.000 orang menyusul tewas mengenaskan karena berbagai macam penyakit akibat radiasi bom nuklir yang maha dasyat dan dampak radioaktifnya mencapai 20 km dari lokasi jatuhnya bom atom tersebut.
Kaisar Hirohito kala itu tidak larut dalam kesedihan, enam hari pasca bom atom dia memerintahkan Menteri Pendidikannya mengumpulkan semua guru yang masih tersisa di negeri yang hancur lebur akibat perang tersebut. Titahnya adalah agar guru melaksanakan fungsinya sebagai ujung tombak pendidikan sehingga lahir sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, karena negara dibangun dari nol. Guru harus lebih disiplin dari murid, sebab disiplin yang tinggi akan melahirkan generasi yang mampu berdaya saing dan unggul dalam segala aspek. Sehingga bak gaya gravitasi yang memikat, maka kita lihat sekarang hasilnya.
Guru TIK di abad 21 harus mampu memainkan peranannya dalam mencerdaskan anak bangsa terutama dibidang teknologi informasi dan komunikasi
Tidak menunggu lama, dari tahun 1945 hingga tahun 1990-an (dalam kurun waktu 45 tahun), Jepang telah muncul sebagai kekuatan baru dalam bidang perekonomian dunia. Berkat pendidikannya yang tepat untuk menciptakan teknologi yang tepat guna dan berdaya guna, Jepang menjelma menjadi negara maju dalam di bidang perekonomian dunia. Secara kasat mata, Jepang telah menjelma menjadi sebuah gravitasi bagi dunia yang harus dipejalari dan tidak salah untuk diikuti. Bagaimana tidak? Guru sebagai ujung tombak pendidikan disana, mampu dijadikan sang kaisar untuk menjadi daya pemikat gravitasi yang menjadikan Jepang bisa seperti sekarang ini.