Jumat, 26 Juni 2015

TOLONG JAHITKAN SEPATUKU



Dibawah pohon mangga depan rumah kutatap langit biru. Diantara awan putih berarak kulihat wajah Melani yang sendu, hidungnya yang mancung dan mata besarnya yang indah mengisyaratkan cinta. Tapi cepat kutepis bayangan itu, kubuang jauh, tak mau  bayangan itu selalu turut serta, tak kuat aku patah hati lagi untuk yang kedua kalinya.Melani…aku sayang kamu, tapi jangan kirim salam lagi buatku. Karena kau pasti pergi dariku, begitu kau tahu aku penjahit sepatu.