Rabu, 27 Juli 2016

Ulos Batak, Asal Mula, Cara Bertenun, Hingga Karya Mendunia Yang Harus Dilestarikan dan Dikembangkan Dengan Teknologi Modern




Ulos, Karya Kearifan Lokal yang mesti dilestarikan dan dikembangkan dengan Teknologi Modern

I.       Pengantar
Ulos? Masih adakah warga Negara di Negeri ini yang tidak mengenal Ulos? Darimanakah asal penghasil Ulos? Bagaimanakah sejarah Ulos dan cara membuat Ulos? Mengapa Ulos perlu dilestarikan sebagai sumber kekayaan Budaya Indonesia? Tulisan ini akan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dan memberikan pencerahan bagi masyarakat Indonesia betapa pentingnya peranan Ulos bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, dan bagi orang Batak khususnya. Ulos adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang yang memiliki sejuta makna dan merupakan warisan turun-temurun yang harus dilestarikan sebagai salah satu budaya khas Batak yang sudah mendunia dan sedang diperjuangkan menjadi salah satu ikon budaya Indonesia setelah kain Batik.

Ulos merupakan benda sakral yang menjadi simbol restu, kasih sayang, dan persatuan yang disematkan oleh orang-orang yang kita kasihi dalam sebuah pesta atau pertemuan bertemakan Adat, baik itu pesta Perkawinan (Pernikahan), Peresmian Tugu, Saur Matua (Meninggal usia Tua), Sari Matua (Meninggal di usia muda), dan banyak lagi jenis Pesta Adat di Masyarakat Batak. Ulos adalah singkatan dari kata “Unang Lupa, Oloi Sipaingot” yang artinya seperti ini “Jangan Lupa Untuk Mematuhi Segala Nasehat Orang Tua”. Ulos inilah sebagai pengikat dan pengingat terhadap keluarga-keluarga yang memang dikenal memiliki silsilah atau tarombo. Dengan Ulos ini diharapkan hubungan kita semakin erat kini hingga keturunan-keturunan kita.