Ulos, Karya Kearifan Lokal yang mesti dilestarikan dan dikembangkan dengan Teknologi Modern |
I.
Pengantar
Ulos?
Masih adakah warga Negara di Negeri ini yang tidak mengenal Ulos? Darimanakah
asal penghasil Ulos? Bagaimanakah sejarah Ulos dan cara membuat Ulos? Mengapa
Ulos perlu dilestarikan sebagai sumber kekayaan Budaya Indonesia? Tulisan ini
akan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dan memberikan pencerahan bagi
masyarakat Indonesia betapa pentingnya peranan Ulos bagi masyarakat Indonesia
pada umumnya, dan bagi orang Batak khususnya. Ulos adalah kain tenun khas Batak
berbentuk selendang yang memiliki sejuta makna dan merupakan warisan
turun-temurun yang harus dilestarikan sebagai salah satu budaya khas Batak yang
sudah mendunia dan sedang diperjuangkan menjadi salah satu ikon budaya
Indonesia setelah kain Batik.
Ulos
merupakan benda sakral yang menjadi simbol restu, kasih sayang, dan persatuan
yang disematkan oleh orang-orang yang kita kasihi dalam sebuah pesta atau
pertemuan bertemakan Adat, baik itu pesta Perkawinan (Pernikahan), Peresmian
Tugu, Saur Matua (Meninggal usia Tua), Sari Matua (Meninggal di usia muda), dan
banyak lagi jenis Pesta Adat di Masyarakat Batak. Ulos adalah singkatan dari
kata “Unang Lupa, Oloi Sipaingot” yang artinya seperti ini “Jangan Lupa Untuk
Mematuhi Segala Nasehat Orang Tua”. Ulos inilah sebagai pengikat dan pengingat
terhadap keluarga-keluarga yang memang dikenal memiliki silsilah atau tarombo.
Dengan Ulos ini diharapkan hubungan kita semakin erat kini hingga
keturunan-keturunan kita.