Guru adalah kekuatan Gravitasi dalam mencerdaskan sebuah bangsa. |
Masih
ingatkah cerita bagaimana Jepang bisa bangkit pasca ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki? Bom nuklir
berkekuatan antara 15.000 dan 20.000 ton TNT tersebut menewaskan 140.000 orang
di Hiroshima dan 80.000 orang di Nagasaki dan
berakibat fatal hingga puluhan tahun kemudian, dimana sejumlah 200.000
orang menyusul tewas mengenaskan karena berbagai macam penyakit akibat radiasi
bom nuklir yang maha dasyat dan dampak radioaktifnya mencapai 20 km dari lokasi
jatuhnya bom atom tersebut.
Kaisar Hirohito kala itu tidak larut dalam kesedihan, enam
hari pasca bom atom dia memerintahkan Menteri Pendidikannya mengumpulkan semua
guru yang masih tersisa di negeri yang hancur lebur akibat perang tersebut.
Titahnya adalah agar guru melaksanakan fungsinya sebagai ujung tombak
pendidikan sehingga lahir sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas,
karena negara dibangun dari nol. Guru harus lebih disiplin dari murid, sebab
disiplin yang tinggi akan melahirkan generasi yang mampu berdaya saing dan
unggul dalam segala aspek. Sehingga bak gaya gravitasi yang memikat, maka kita
lihat sekarang hasilnya.
Guru TIK di abad 21 harus mampu memainkan peranannya dalam mencerdaskan anak bangsa terutama dibidang teknologi informasi dan komunikasi |
Tidak
menunggu lama, dari tahun 1945 hingga tahun 1990-an (dalam kurun waktu 45
tahun), Jepang telah muncul sebagai kekuatan baru dalam bidang perekonomian
dunia. Berkat pendidikannya yang tepat untuk menciptakan teknologi yang tepat
guna dan berdaya guna, Jepang menjelma menjadi negara maju dalam di bidang perekonomian
dunia. Secara kasat mata, Jepang telah menjelma menjadi sebuah gravitasi bagi
dunia yang harus dipejalari dan tidak salah untuk diikuti. Bagaimana tidak?
Guru sebagai ujung tombak pendidikan disana, mampu dijadikan sang kaisar untuk
menjadi daya pemikat gravitasi yang menjadikan Jepang bisa seperti sekarang
ini.