Mencoba Peruntungan di awal tahun 2019 ini dengan mengikuti lomba blog yang diselenggarakan oleh Nodi Harahap. sumber:www.nodiharahap.com
|
Narablog, mungkin bagi sebahagian orang istilah ini masih kurang familiar
atau kurang lazim digunakan, mengapa? Karena istilah narablog adalah padanan
arti dari blogger atau pengeblog. Jika kita ketikkan istilah narablog di https://kbbi.kemdikbud.go.id/,
maka akan muncul padanan kata pengeblog, artinya seseorang yang memiliki blog,
menyunting isi blog tersebut secara berkala maupun tidak berkala, berbagi
informasi ataupun konten multimedia di blognya.
Nah, jika ditanya apa beda Narablog dengan Blogger? Perbedaannya mungkin
pada penggunaan bahasa, jadi narablog adalah bahasa Indonesi asli dari kata blogger
(bahasa Inggris), sementara pengertiannya hampir sama, yaitu: orang yang
memiliki, menulis, mengelola blog-nya untuk dibagikan ke khayalak ramai sebagai
informasi penting dari si pembuat atau penulis blog tersebut.
“Apa kriteria untuk menjadi seorang narablog? Susah nga menjadi seorang
narablog?”, pertanyaan ini sering muncul dari siswa-siswi saya saat pelajaran
TIK berlangsung atau ketika mereka tau bahwa saya sering menulis di blog
pribadi yang saya kelola, maupun menulis di blog keroyokan semisal, di
Kompasiana dan Seword.
Bangga Menjadi Narablog
Sebelum saya menjawab pertanyaan siswa ataupun siswi tersebut, saya
selalu bercerita bahwa menjadi narablog itu bukanlah pekerjaan segampang
membalikkan tangan kita ini, butuh proses, waktu, kesabaran, kegigihan dan
pantang menyerah, selalu belajar untuk membuat tulisan yang kreatif, inovatif
dan menarik pembaca dunia maya.
Selain itu, topik yang menarik harus tetap kita sajikan agar tulisan kita
diminati, belajar menulis yang baik agar tulisan kita renyah, enak dibaca dan
mudah di cerna oleh pembaca.
Saya selalu katakan, “Menjadi narablog
itu, ibarat seperti membangun rumah, harus mampu membuat rumah yang baik,
nyaman, desain rumah yang menarik, nyaman, dan dibangun dengan pondasi yang
kuat, sehingga orang yang datang akan betah dan enjoy ketika mengunjungi rumah
kita!”.
Nah, pengalaman saya menjadi narablog seperti itu juga, pertama kali terjun
ke dunia blog sekitar sepuluh tahun yang lalu, www.blogger.com, media blogger yang lagi booming kala itu, sedikit memaksa saya untuk harus memiliki blog,
dengan sekedar hanya sebagai contoh bahan atau materi pelajaran kepada peserta
didik yang akan belajar tentang blog.
Akan tetapi, lama kelamaan, ternyata itulah awal jalan saya untuk aktif
mengelola dan memposting tulisan di blog. Nah, kebetulan juga saya dikenalkan
oleh seorang sahabat dengan blog keroyokan bernama www.kompasiana.com, blog menampung
tulisan media warga (citizen media)
dengan menyediakan berbagai konten yang memudahkan pengirim berita – lazim
disebut Kompasianer – mengirimkan artikelnya, juga bagi pembaca dalam memilah
konten apa yang akan dibacanya.
Jadilah saya belajar lebih lagi dalam menulis artikel yang saya sukai
menjadi lebih menarik dan disukai pembaca nantinya, juga mengelola blog yang
saya buatkan di www.blogger.com.
Tetapi seiring waktu, saya sering gonta-ganti blog, hingga akhirnya saya
berlabuh dan menetapkan akan terus menggunakan blog bernama : http://pbmagoes.blogspot.com/.
Seiring waktu, saya mencoba mengisi blog saya dengan artikel tentang
pendidikan, informasi tentang komputer, tips dan trik, travelling, cara mengolah masakan khas daerah, kebudayaan daerah,
hingga mencoba peruntungan dengan mengikuti lomba-lomba blog. Walau blog yang
saya suguhkan masih tergolong sederhana, tapi saya bangga menjadi narablog
dengan artikel yang saya suguhkan.
Juara Blog Competition Kuliner
Nusantara
Ternyata seiring waktu juga apa yang saya suguhkan di blog http://pbmagoes.blogspot.com/
mampu memberikan manfaat dan mampu menggugah hati para juri ketika saya
menyertakan link blog saya di lomba-lomba blog. Di tahun 2018 tercatat saya dua
kali mendapat penghargaan karena menang dalam lomba blog.
Pertama, awal tahun 2018,
dimana ketika itu saya mendapat predikat juara I lomba menulis bertemakan
#JadiKangenIbu, kompetisi berbagi cerita dan foto kuliner yang bikin kita jadi
kangen ibu. Tulisan saya berjudul “Masakan Khas Manuk na Pinadar dan Nasi‘Pollong’ ini Buat Aku Kangen Ibu” mendapat apresiasi dari Juri, saya
mendapat hadiah Rp. 2.500.000 + produk sponsor.
Juara I Lomba Menulis #JadiKangenIbu dengan Masakan Khas Batak sumber: dokpri |
Senang sekali, kemampuan saya merangkai bumbu-bumbu masakan khas ibu,
plus dengan kalimat mengapa saya kangen dengan ibu jika merasakan masakan khas
Batak ini telah memberikan hasil terbaik di awal tahun 2018.
Prestasi ini melecut diri saya untuk terus belajar menulis. Saya tidak
puas dengan hasil tersebut, malah makin bersemangat untuk kembali mengikuti
lomba menulis dengan tema, “Berbagi Nikmatnya Ragam Kuliner Nusantara”
yang diadakan oleh Liputan6.com bersama Pertamina, dimana kita diajak untuk menuliskan
treveling seru dan paling berkesan di blog pribadi.
Dan saya akhirnya terpilih menjadi salah satu pemenang dengan judul
tulisan di blog, “Nikmatnya Kuliner Nasi Kuning Berpadu Manuk Na Pinadar, SenikmatPemandangan Danau Toba” yang berhasil mendapatkan total hadiah Rp
1.500.000.
Berkat di tahun 2018 semakin terasa ketika tulisanku berjudul “PagarKawat Berduri, Film Sarat Sejarah Murni Hasil Restorasi Anak Bangsa”,
tulisan yang mengulas film nasional yang diproduksi tahun 1961 oleh Kedjora dan
disutradari oleh Asrul Sani, mengisahkan tentang perjuangan para
pejuang-pejuang Republik Indonesia di kamp Belanda sebelum kemerdekaan. Tulisannya
bisa di lihat disini!