Negeri Indah Kepingan Surga, Negeri yang sangat sarat dengan keindahan alam yg harus dikunjungi |
Pernahkah anda mendengar jargon “Negeri
Indah Kepingan Surga”? ya, jargon itu disematkan untuk melukiskan bagaimana
indahnya Danau Toba, danau hasil letusan gunung berapi ratusan tahun yang lalu.
Danau tekto-vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer
membentang luas, sehingga layak mendapatkan predikat danau terbesar di Indonesia
dan Asia Tenggara. Terletak di Provinsi Sumatera Utara telah ditetapkan oleh
Presiden Jokowi menjadi Destinasi Wisata dengan keindahan, kekayaan alam,
hingga Wisata Kuliner yang tidak diragukan lagi untuk mendatangkan devisa dari
pengunjung lokal maupun mancanegara.
Selain Destinasi Wisata yang membuat kita berdecak kagum akan keindahan
danau terbesar kedua di dunia setelah Danau Victoria, Afrika Selatan ini,
pastinya juga kita akan disuguhkan dengan aneka ragam Wisata Kuliner yang bakal
membuat lidah bergetar dan tidak bosan alias pengen lagi dan lagi untuk singgah
dan menyantapnya.
Disamping kuliner-kuliner rasa khas dengan bumbu andaliman yang sudah
kesohor itu, iklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 170C – 290C
dan rata-rata kelembaban udara 85.04%, membuat daerah kawasan sekitar Danau
Toba dikenal daerah hujan, bahkan mengakibatkan cuaca tidak menentu.
Saya sebagai penghuni lokal dari masyarakat bermukim di sekitar Danau
Toba sering merasakan bagaimana tidak menentunya cuaca di sekitaran kami,
kadang hujan satu harian penuh, terkadang panas menyengat, belum lagi
topografinya yang berbukit dan bergelombang sehingga saat perjalanan dari Medan
ke Danau Toba lewat jalur darat sering membuat para pengunjung baik lokal
maupun mancanegara sering mengalami pusing, mual, sakit kepala, hingga demam
dan bersin-bersin.
Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, maka sering disarankan untuk menyediakan
dan minum obat Mixagrip demi menyehatkan badan kita maupun anggota keluarga
lainnya saat beraktifitas dan saat berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada
di sekitar Danau Toba.
Contoh sederhana, ketika perjalanan dari Medan menuju Pulau Samosir,
tempat kampung mertua, dimana perjalanan darat cukup melelahkan naik bus atau
mobil pribadi. Belum lagi pergantian cuaca, dari cuaca panas ala kota Medan
akan berganti ke cuaca dingin menyengat di malam hari maupun di pagi hari ala
pulau Samosir yang terkenal cuaca dinginnya itu.
Maka terkadang, pergantian cuaca ini mengakibatkan tubuh kita, terutama
anak-anak sering mengalami gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung
tersumbat, dan bersin-bersin. Maka pilihan keluarga kami pastinya Mixagrip,
kenapa?
Karena: (1) Mixagrip mengandung paracetamol (obat yang memiliki aktivitas
seperti analgetik – pereda rasa nyeri dan antipiretik – penurun demam). (2)
Mampu menurunkan demam dan batuk secepatnya serta sudah cocok dengan keluarga.
Makassar Juga Punya Keindahan alam dan BUdaya yang tidak bisa dilewatkan untuk dikunjungi |
Sehingga aktifitas keluarga tidak terganggu dengan secepatnya
mengkonsumsi Mixagrip, obat sehat keluarga. Tentunya sesuai dengan dosis dan
takaran sewajarnya.
Saya juga pernah keliling ke Pantai Losari di Makassar akhir tahun 2015
yang lalu. Saat itu saya menjadi salah satu utusan dari Sumatera Utara untuk
mengikuti pelatihan di Makassar. Nah, di akhir dari pertemuan selama tiga hari
tersebut, saya bersama teman dari Tebing Tinggi berkesempatan untuk mengunjungi
Pantai Losari.
Pada malam itu terasa badan pegal-pegal karena selama pelatihan,
aktifitas mengerjakan segala tugas mengharuskan kita lembur. Nah, disaat badan
meriang-meriang, gejala mau flu? Maka solusinya minum Mixagrip, maka
jalan-jalan ke Pantai Losari akhirnya terwujud juga tanpa mengalami demam
maupun batuk.
Pun di tahun ini ketika saya berkesempatan kembali mengunjungi kota
Bogor, setelah tahun lalu di bulan September sudah berkunjung ke kota ini
mengikuti Diklat HaKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) yang diselenggarakan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bulan April yang lalu kembali saya mengikuti Diklat bagi Inovasi Pembelajaran
Pemula di Hotel Onih, Bogor. Untuk kedua kalinya saya berkesempatan kembali ke
kota berjuluk kota Hujan, dan kebetulan hotel tempat kami menginap dan diklat
sangat dekat dengan Istana Bogor.
“wow, beruntung sekali, it’s amazing!”, gumam saya setelah tau kalau lima
ratus meter dari hotel ini ada Istana Presiden Republik Indonesia, Istana
Bogor!
Maka hari pertama, saya langsung turun untuk lari-lari pagi di trotoar
panjang batas antara Kebun Raya Bogor, dan Istana Bogor. Saya tidak
henti-hentinya berdecak kagum melihat rusa-rusa berkeliaran dan mencari rumput.
Pantai Losari, kenangan indah di pantai ini berkat mixagrip saya mampu bertahan untuk menikmati pemandangan indah |
Hari terakhir diklat, setelah penutupan kami berkesempatan masuk ke Kebun
Raya Bogor. Nah, sebelum kami jalan-jalan saya menyempatkan diri untuk minum
pil Mixagrip, kenapa? Untuk menjaga ketahanan tubuh dan untuk menjaga kesehatan
selama perjalanan mengitari Kebun Raya Bogor dan juga Istana Presiden, siapa
tau diberikan izin untuk masuk dan bertemu Presiden?
Walau tidak diberikan izin masuk, melihat istana dari luar rasanya sudah
cukup untuk bertualang dan membawa kenangan indah di Istana Bogor maupun Kebun
Raya Bogor yang menyimpan banyak objek wisata peninggalan Belanda, Jepang,
maupun perjalanan panjang Kebun Raya Bogor hingga kini.
Selama bertualang saya teringat dengan masa kecil saya, masa indah ketika
mendengarkan legenda-legenda Indonesia yang disiarkan lewat siaran Radio,
dimana waktu itu, di tahun 90-an terkenal dengan sandiwara-sandiwara Radio,
seperti:
Misteri Gunung Merapi, Tutur Tinular, Mak Lampir, Cerita Nyi Loro Kidul, dan
masih banyak lagi cerita sandiwara Radio yang mengingatkan saya akan cerita
dari Tanah Jawa yang melegenda itu. Sepertinya saya merasakan dan dekat dengan
alam dalam cerita tersebut di tengah-tengah Kebun Raya Bogor.
Saya juga teringat kembali dengan iklan sponsor Sandiwara Radio tersebut,
produk iklan tersebut adalah Mixagrip yang diproduksi oleh Kalbe Farma.
“Sakit Kepala? Mixagrip aja!”, kata-kata iklan itu tergiang kembali.
“mixagrip? Cocok!”, begitulah bunyinya.
Tidak dapat dipungkiri, iklan Mixagrip ini telah mampu mengubah pola
pikir masyarakat tanah air untuk menggunakan produk obat dalam negeri ini untuk
menjaga kesehatan, terutama dari ancaman demam, batuk, hingga flu yang
mengancam, karena sangat berkhasiat tinggi serta minim dari efek samping apabila
dikonsumsi sesuai dengan aturan pada pemakaian.
Semua kuliner-kuliner yang ada di seputaran daerah yang mendiami Danau
Toba sangatlah enak dan memiliki ciri khas sendiri yang mampu membuat para
wisatawan lokal maupun mancanegara ‘ketagihan’
untuk mencicipinya kembali. Tidak percaya? Mari datang ke Danau Toba untuk
membuktikannya sendiri. Wisata Kuliner andalan setiap daerah sangatlah
berbeda-beda, tetapi untuk masyarakat Sumatera Utara, khususnya masyarakat
Batak Toba, untuk kuliner yang satu ini tidak asing lagi, apa itu? Langsung
saja, ini dia yang akan kita kulik bersama, Nasi Pollong (Nasi Kuning) dan
Manuk Na Pinadar!
Wow, dari namanya saja sudah sangat unik, Nasi Kuning misalnya, nyaris di
setiap darah di tanah air, nasi berwarna kuning ini ada dalam setiap
kulinernya, tetapi namanya pasti berbeda-beda dan cara penyajiannya, bahan
pembuatannya yang mungkin berbeda.
Nasi “Pollong” atau “Pelleng”
adalah Nasi Kuning khas dari daerah Pakpak Barat yang diracik dengan
bumbu-bumbu khas Batak. Daerah Pakpak Barat adalah daerah di sekitar Danau
Toba, di kaki pegunungan Bukit Barisan yang merupakan daerah pemekaran baru
dari Kabupaten Dairi.
Konon ceritanya, nasi kuning ini disediakan
oleh nenek moyang para pejuang dari tanah Pakpak Barat untuk memberangkatkan
para pejuang Kemerdekaan agar berani di medan perjuangan, agar selamat dan
pulang membawa kemenangan.
Jadi, hingga sekarang, masyarakat Pakpak
Barat, tidak hanya etnis Pakpak, tetapi semua suku Batak menjaga tradisi
masakan Nasi Pollong atau Pelleng atau lebih kerennya Nasi Kuning ini.
Hidangan kuliner kedua yang tidak kalah
menariknya, tentunya Manuk Napinadar. Manuk Na Pinadar, berasal dari dua kata,
yaitu Manuk dan Napinadar. Manuk (bahasa Batak), artinya Ayam Kampung,
sedangkan Napinadar, artinya yang dibakar atau dipanggang dengan dilumuri bumbu
khas yang telah disiapkan sebelumnya.
Dari dulu hingga sekarang, kedua masakan ini
tidak bisa dilepaskan satu sama lain, artinya jika ingin membuat Nasi Kuning,
harus ada Manuk Na Pinadarnya. Tetapi jika hanya mau membuat Manuk Na Pinadar,
ya sah-sah saja tidak usah pakai Nasi Kuning, karena Nasi Kuning-nya mengandung
makna filosofi yang kuat, memohon berkat kepada orangtua agar sukses di
perantauan, sukses dalam studi dan sukses dalam perbuatan-perbuatan yang
berlandaskan kebenaran dan kesuksesan.
Sehingga ada keyakinan dalam masyarakat
Batak Toba yang masih percaya akan filosofi kuat yang ditelurkan oleh nenek
moyang kita bahwa dengan makan bersama Nasi Pollong atau Pelleng dan Manuk Na
Pinadar, diharapkan Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan, memberikan semangat
dan bisa menjalani sepanjang tahun dengan penuh kemenangan.
Manuk Na Pinadar dan Nasi Pollong ini bisa
kita jumpai saat kita melakukan traveling di sepanjang daerah di Danau Toba,
atau bisa dipesan kepada keluarga atau famili saat berkunjung ke tempat-tempat
wisata di sekitaran Danau Toba.
Yang membuat dua Kuliner
Indonesia ini sangat begitu menyita perhatian pastinya adanya bumbu Andaliman,
bumbu khas Batak Toba yang rasanya sudah mendunia. Ini yang membuat menu
spesial semakin spesial.
Semoga dengan
terbitnya tulisan Kuliner Indonesia yang sudah ada sejak turun temurun, bernama
Manuk Na Pinadar dan Nasi Pollong atau Pelleng, semakin membuat masakan Kuliner
Indonesia ini semakin mendunia dan dicintai oleh seluruh masyarakat tanah air,
seperti kita mencintai Danau Toba. Horas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar