Valentine’s Day telah menjadi satu momen yang
membudaya di Indonesia, meskipun bukan merupakan budaya asli bangsa.
Jadi, mari kita menyelidiki sejarah dari valentine’s day ini.
Salah satu versi mengatakan Valentine’s Day berasal
dari nama seorang Santo beragama Katolik Roma, yaitu Santo Valentine.
Romawi pernah diperintah oleh Kaisar Claudius II, yang dalam masa
kepemimpinannya pernah terjadi perang besar (tidak ada penjelasan
mendetail tentang perang itu). Sementara itu, rakyatnya menentang
terjadinya perang dan tidak secara sukarela mengikuti kebijakan
pemerintah, yaitu wajib militer.
Alasan masyarakat yang paling logis pada saat itu
adalah mereka sudah berkeluarga dan tidak mau hal buruk terjadi pada
mereka di kemudian hari, sebagai akibat dari mengikuti perang tersebut.
Ada juga yang beralasan karena dalam waktu dekat, mereka akan segera
bertunangan ataupun menikah. Mendengar hal itu, Kaisar Claudius II
menjadi murka. Akhirnya, ia mengeluarkan peraturan bahwa di seluruh
kerajaan Roma DILARANG ADANYA PERTUNANGAN DAN/ATAU PERNIKAHAN, dan semua
rakyatnya yang berjenis kelamin laki-laki harus mengikuti wajib
militer.
Kebijakan Kaisar ini mengakibatkan banyak sekali
kehancuran dan ketidaktenteraman bagi rakyatnya. Banyak keluarga yang
kehilangan suami dan/atau anak laki-laki mereka karena
kesewenang-wenangan Kaisar Claudius II pada saat itu.
Seorang Pastor dari biara kecil di daerah Roma,
secara diam-diam memberikan pemberkatan pernikahan bagi
pasangan-pasangan yang berniat untuk menikah dan menyembunyikan
sertifikat mereka dengan baik. Hal ini berlangsung terus, sampai
kemudian rahasia kecil ini terbongkar dan pastor tersebut ditangkap,
lalu dijebloskan ke dalam penjara. Selama di penjara, pastor tersebut
berkenalan dengan anak gadis dari kepala sipir penjara. Gadis itu secara
rutin menemui pastor dan mereka saling bertukar cerita kesukaan juga
kesedihan dari balik pintu penjara. Karena kebaikan hati dan pertolongan
yang telah diberikan oleh pastor tersebut, masyarakat pada saat itu
menuntut pembebasannya. Kaisar Claudius II akhirnya menjatuhkan hukuman
mati, yaitu dipenggal kepalanya. Sehari sebelum hari kematiannya, pastor
dengan nama Valentine itu membuat sebuah surat yang ditujukan kepada
teman-temannya dan teristimewa untuk putri kepala sipir penjara yang
dibubuhkan tulisan "from your Valentine".
Ironisnya, Kaisar Claudius menetapkan tanggal 14
Februari tahun 270 sebagai hari pelaksanaan hukuman mati bagi Pastor
Valentine. Semenjak itu, masyarakat menyebut hari itu sebagai
Valentine’s Day dan keesokkannya merayakan Lupercalia.
Kurang lebih 800 tahun kemudian, golongan Gereja
Katolik Roma yang menganut PAGANISM (tidak percaya pada hal-hal mistis)
menolak adanya Perayaan Lupercalia untuk memberikan persembahan kepada
Dewi Cinta ataupun Dewi Kesuburan Wanita. Mereka mengangkat Pastor
Valentine menjadi seorang Santo dan mendeklarasikan bahwa setiap tanggal
14 Februari adalah St. Valentine’s Day.
Secara garis besar, kita dapat menyimpulkan bahwa
perayaan-perayaan tersebut awalnya merupakan wujud ungkapan syukur suatu
bangsa.
Seorang pujangga bernama Eleanor Whitesides menulis:
"To make a valentine God took two shafts of wood and on that wood in
love and anguish placed His Son, who gave His Heart that mine might be
made new." Secara bebas dapat diartikan: "Untuk menciptakan suatu
valentine, Allah telah mengambil dua potong kayu dan di atas kayu itu,
dengan kasih dan derita, Ia menempatkan Anak-Nya yang telah memberikan
hati-Nya supaya hatiku dapat dijadikan baru."
Seharusnya, inilah yang menjadi makna dari Hari Kasih
Sayang bagi umat kristiani di seluruh dunia. Bukan karena menghormati
seorang Santo, yang adalah seratus persen manusia, melainkan memberikan
penghargaan tertinggi kepada Allah yang 100 persen manusia dan 100
persen Allah. Bukti kasih Allah sangat nyata bagi manusia, yang adalah
"pengantin-pengantin-Nya", seperti sudah tertulis dalam 2 Korintus 11:2.
Rasul Paulus memberikan analogi, sehubungan dengan gencarnya perayaan
Valentine’s Day, tentang hubungan kasih antara Kristus dengan jemaat-Nya
(Efesus 5:25). Jemaat Tuhan yang berkumpul menjadi satu untuk beribadah
kepada Tuhan akan disebut sebagai gereja. Gereja adalah tubuh Kristus.
Apabila hubungan suami istri dalam suatu keluarga retak, maka gereja
akan retak dan tubuh Kristus akan retak.
Namun, ketika hubungan suami istri dalam membina
keluarga kuat dan didasari oleh firman Tuhan, gereja pun akan kuat dan
tubuh Kristus di dunia ini akan menjadi kuat. Makna Hari Kasih Sayang
adalah memberikan ungkapan kasih yang tulus dan mendalam kepada setiap
orang sebagai ucapan syukur atas anugerah keselamatan yang telah
diberikan Yesus kepada seluruh umat manusia, tanpa kecuali.
Geliat budaya Valentine’s Day ini mulai masuk ke
Indonesia diperkirakan pada akhir abad 19. Anak-anak muda di Indonesia,
khusus yang beragama Kristen, umumnya membatasi makna Valentine’s Day
pada penyataan kasih HANYA kepada orang yang saat itu sedang dekat
dengan dirinya. Biasanya, penyataan-penyataan ini diungkapkan dengan
memberikan bunga mawar, bingkisan cokelat, boneka, dan pernak-pernik
lucu lainnya.
Rasul Yohanes menulis dalam 1 Yohanes 4:7-11 yang
intinya berbunyi: "Marilah kita saling mengasihi, sebab KASIH ITU
BERASAL DARI ALLAH; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari ALLAH
dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal
Allah, sebab Allah adalah kasih. Jikalau Allah sedemikian mengasihi
kita, kita juga harus saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang
pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam
kita dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."
Firman Tuhan sangat tegas mengatakan bahwa Kasih
berasal dari Allah, dan mengasihi merupakan respons kita terhadap kasih
yang sudah diberikan kepada kita. Dan, Tuhan tidak mengatakannya hanya
pada satu momen atau hanya beberapa kali saja, tetapi selalu (saling)
karena saat kita mengasihi, sosok Kristus terpancar dalam diri kita.
Selamat mengasihi saudara-saudara karena dari kehidupan kitalah setiap orang dapat melihat teladan Kristus yang ajaib.
Diringkas dari:
Nama situs | : | Tata Ibadah, Liturgi, dan Tulisan-tulisan Kristen |
Alamat URL | : | http://stefycreative.blogspot.com/ |
Penulis | : | Rev. Stefy H.V. Rompas |
Tanggal akses | : | 16 Januari 2013 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar