Tampilkan postingan dengan label Peran Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peran Keluarga. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Maret 2019

Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak Usia Dini


Peran Orangtua Sangat Menentukan tumbuh kembang anak usia dini, Oleh Karena Itu Sangat dibutuhkan peran Orangtua dalam mendidik anak. sumber: dokpri

Keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung maupun tidak langsung mampu memberikan pengaruh terhadap perilaku dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan pendidikan secara universal dapat dikatakan agar anak Indonesia menjadi mandiri, dalam arti bukan saja dapat mencari nafkahnya sendiri, melainkan juga mengarahkan dirinya berdasarkan keputusannya sendiri untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial, dan emosional yang dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produktif, dengan memiliki kepedulian terhadap orang lain.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, ada delapan fungsi keluarga, yaitu: fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi melindungi, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan. Diantara delapan fungsi tersebut, terdapat beberapa fungsi yang vital harus diterapkan dalam mendidik anak sejak usia dini, diantaranya fungsi agama, fungsi sosial budaya, serta fungsi sosialisasi dan pendidikan.
Fungsi ini sangat penting perananya dalam membentuk karakter baik anak sejak dini, disini juga terdapat fungsi yang berhubungan dengan pemberian hukuman (punishment) dan pujian (praise) dalam proses perkembangan seorang anak dalam keluarga, sebab dengan mendidik dan mensosialisasikan perbuatan-perbuatan baik dalam diri anak oleh anggota keluarga seperti oleh ayah, ibu, kakak, serta anggota keluarga lainnya, maka sang anak akan mengerti mana perbuatan yang baik dan benar, serta mana perbuatan yang tidak baik dan tidak perlu dicontoh.
Dalam mendidik, pasti ada hukuman dan pujian, karena mendidik dalam keluarga, adalah proses pembentukan karakter anak, proses menyadarkan anak dari tidak tahu menjadi tahu, mengerti, memahami dan bertindak mana yang baik dan mana yang buruk serta patuh terhadap perintah, arahan, dan nasehat dari orangtua maupun yang lebih tua disekitar anak yang membantu proses perkembangan dan pertumbuhan jasmani serta rohani anak dalam proses pembentukan karakter anak.
Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat penting dan didengung-dengungkan oleh Pemerintah, sehingga presiden Jokowi sendiri telah menginstruksikan agar Penguatan Pendidikan Karakter digelorakan mulai dari keluarga hingga sekolah-sekolah lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 tahun 2017. Presiden percaya, karakter bangsa yang menjunjung tinggi akhlak mulia, nilai-nilai luhur, kearifan, dan budi pekerti yan diajarkan mulai dari keluarga hingga sekolah menjadi modal kuat Indonesia menjadi bangsa yang maju dan dihormati oleh negara-negara lain.
Bentuk Peran Keluarga dalam Mendidik Anak
Namun, kembali kita dihadapkan pada kenyataan adanya perbedaan persepsi, terjadinya perbedaan visi dan misi antara orangtua dan guru saat mendidik anak di era kekinian. Cara mendidik anak oleh kedua sosok yang dipercaya untuk mendidik anak sangat berbeda sekali, sehingga muncul gesekan, miskomunikasi, bahkan tidak jarang terjadi kekerasan verbal maupun fisik akibat sikap emosional orangtua yang berujung pada kematian guru, akibat guru dianggap salah memberikan hukuman (punishment) saat kegiatan belajar mengajar terjadi di sekolah.
Padahal seperti kita ketahui, mendidik anak di dalam keluarga, tidak terlepas peran orangtua mengikuti perkembangan anak dari segi: (1) Fisik, berkaitan langsung terutama dengan bagaimana memberikan makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal atau suasana keluarga. Mengenai itu semua, prioritas orangtua hendaknya diletakkan pada segi fungsionalnya, bukan pada estetiknya. (2) Moral, berkenaan dengan yang baik dan buruk. Karena itu. Pelaksanaannya tidak mungkin dilepaskan dari iman. Sejak dini hal itu harus ditanamkan dan tidak mungkin dibiarkan hingga anak dapat memilih sendiri.
(3) Intelektual, menunjuk pada kemampuan abstraktif dan asosiatif. Anak harus dibimbing agar perlahan-lahan dan sesuai dengan usianya dapat menangkap dan mengerti berbagai hal yang tidak bendawi dan tampak secara langsung serta hubungan antar peristiwa. (4) Kultural, berhubungan dengan konstelasi nilai pada umumnya. Manusia lahir selalu dalam budaya tertentu. Pertama-tama hendaknya anak dibimbing untuk mengenal pandangan, harapan, dan cita-cita masyarakat. Terhadap itu, orang harus berusaha menyesuaikan diri dan sekaligus bersikap kritis.
Pendidikan Keluarga, Orangtua, Ayah dan Ibu Harus Mengajarkan Anak Sejak Dini dengan Pembelajaran Yang Memuat Nilai-Nilai Karakter Baik. Sumber: dokpri
Jalin Komunikasi Baik, Cara Ampuh Keluarga Mendidik Anak
Komunikasi adalah senjata yang paling bagus orangtua saat mendidik anaknya. Setting bahwa anak adalah manusia yang pasif di usia remajanya, harus dibantahkan ketika orangtua lebih banyak melakukan komunikasi, tetap menjaga irama kedekatan, peduli (care), sehingga waktunya tidak banyak tersita untuk bergaul dengan teman sebanyanya. Dengan berkomunikasi lebih intens, orangtua diharapkan mampu tetap menjaga komunkasi sehingga si anak tidak lebih banyak bergaul dengan teman sebaya dan mengindahkan orangtua yang berujung pada terjadinya konflik.