Tampilkan postingan dengan label Lomba Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lomba Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Agustus 2020

Merdeka Belajar, Memaknai Peran Orangtua dan Guru dalam Mengajar di Masa Pandemi

 

Merdeka Belajar saat Pandemi, Kreativitas Anak Harus Tetap Diunggulkan. Sumber gambar: https://indonesia.go.id

Memahami makna merdeka belajar di saat pandemi global yang sudah menyerang 215 negara di dunia, termasuk Indonesia sangat penting, sehingga upaya mencerdaskan generasi muda bangsa agar tidak tertinggal jauh dapat diwujudkan, sehingga esensi dari Pendidikan Nasional dapat terwujud juga.

Apa itu esensi Pendidikan Nasional? Esensi, menurut KBBI, adalah hakikat, inti, hal yang pokok. Sementara Pendidikan Nasional adalah usaha sadar bersama dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Adalah Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang pertamakali memperkenalkan gagasan Merdeka Belajar. Beliau yang sangat prihatin dengan terbatasnya akses pendidikan bagi anak-anak bangsa Indonesia oleh kolonialisme Belanda, bertekad mendirikan sekolah Taman Siswa untuk memberikan akses pendidikan dengan konsep permainan sebagai media belajar dan merdeka belajar.

Ki Hajar Dewantara mengajarkan semangat cinta tanah air dan membentuk karakter siswa berlandaskan budaya bangsa. Beliau juga mendidik agar anak Indonesia merdeka batinnya, pikirannya, dan merdeka raga atau tenaganya. Upaya Ki Hajar Dewantara agar bangsa Indonesia terbebas dari belenggu kebodohan membuahkan hasil dimana akses pendidikan bisa didapat lebih mudah dan masyarakat Indonesia dapat belajar dengan lebih baik.

Kini, situasi polemik juga dihadapkan kepada kita ketika pandemi global covid-19 menghantui dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Akibat dari pandemi ini, berbagai bidang kehidupan kita terganggu, tidak terkecuali dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kenormalan kehidupan kita terguncang, terutama dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Pembelajaran secara tatap muka tiba-tiba dihentikan, UNBK yang sedianya dihelat di bulan Maret harus ditiadakan demi memupus rantai penyebaran covid-19 yang penyebarannya bisa lewat tetasan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin, bisa juga lewat sentuhan tangan, sehingga Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan kebijakan Belajar dari Rumah atau Learning from Home.

Sinergi Orangtua dan Guru Sukses Pembelajaran Saat Pandemi

Metode Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ) kembali digulirkan Pemerintah lewat Kemendikbud di tahun ajaran baru ini. Saat situasi pandemi seperti ini Pendidikan harus tetap jalan, bagaimanapun caranya agar Sumber Daya Manusia Indonesia yang seutuhnya dapat terwujud.

Apa itu Sumber Daya Indonesia Seutuhnya? Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nah, untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya itulah, maka Pendidikan harus berjalan walau kondisi apapun sedang kita hadapi. Beruntung kita telah hidup di era digital, dimana era pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah canggih wajib hukumnya kita manfaatkan dalam dunia pendidikan kita.

Tidak dapat dipungkiri, era digital mengharuskan orangtua dan guru dapat bersinergi agar mampu mengikuti perkembangan dunia IT sehingga dapat memanfaatkan teknologi dengan baik dalam mendukung proses belajar anak di rumah dan guru mampu memanfaatkan teknologi dengan baik saat proses pembelajaran jarak jauh atau saat tatap muka.

Luring (Luar Jaringan) dan daring (Dalam Jaringan) menjadi sesuatu yang harus kita terapkan bersama saat pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini, sehingga harapan esensi pembelajaran dapat terwujud. Letak geografis Indonesia yang berbentuk negara kepulauan bukanlah hambatan untuk melaksanakan proses pembelajaran, karena disamping kualitas internet yang sudah terhubung, juga karena adanya pemetaan daerah yang steril dari penyebaran covid-19, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan walau ada beberapa hambatan.

Menurut saya, ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam mewujudkan Esensi Pendidikan Nasional dimasa pandemi global ini, diantaranya:

Sinergi orangtua dan guru saat proses pembelajaran jarak jauh. Kuncinya orangtua harus merelakan waktu, pikiran dan pemberian sarana IT untuk kemudahan anak dalam proses pembelajaran, karena tanpa peralatan IT dan ketersediaan paket internet, maka PJJ akan mandek. Guru juga harus mampu membuat bahan ajar berbasis teknologi, sudah begitu banyak aplikasi-aplikasi yang mendukung pembuatan bahan ajar, misalnya Bandicam, Filmora, hingga KineMaster, dimana kita bisa mengolah bahan ajar di Android kita.

Orangtua memang harus bisa bekerja lebih keras lagi dan harus bisa membagi waktu antara mendampingi dan mengajari anak dengan melaksanakan profesi, pekerjaan dan pemenuhan akan tanggungjawab terhadap kebutuhan keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa proses PJJ selama pandemi ini membuat orangtua harus memutar otak dan harus bisa membagi waktu untuk mendampingi anak saat belajar.

Pemenuhan akan paket data Internet Murah dan sarana Android untuk proses PJJ juga harus dapat diwujudkan sehingga esensi Pendidikan Nasional selama pandemi global ini dapat diwujudkan. Semoga di usia 75 tahun Indonesia Merdeka, Pendidikan kita semakin maju dan Merdeka Belajar terwujud di bumi NKRI.

 

Selasa, 06 Oktober 2015

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Dunia Pendidikan Indonesia

perubahan metode pengajaran, dari hanya menulis dan ceramah ke metode mengajar dengan menggunakan perangkat TIK. Pemanfaatan Infokus, laptop untuk mengajar

Dunia pendidikan di Indonesia sudah identik dengan pernyataan yang satu ini, “Ganti Menteri, ganti Kebijakan”. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maupun dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, telah mengalami perubahan seiring dengan perkembangan era Teknologi Informasi dan Komunikasi.  
Workshop atau Seminar yang pernah dilakukan oleh Kominfo di Medan tahun 2014, seharusnya acara seperti ini sering-sering dilakukan agar Generasi kita makin mantap memanfaatkan TIK untuk pendidikan

TIK (Bahasa Inggris : Information and Communication Technologies; ICT), adalah segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, perpindahan informasi dari media yang satu ke media yang lain dengan menggunakan teknologi yang berkembang dengan pesatnya. Di era pendidikan, TIK muncul sebagai hasil dari kemajuan pendidikan itu dan TIK digunakan untuk memudahkan Transfer Knowledge (perpindahan ilmu pengetahuan) oleh Guru kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar di sekolah secara langsung maupun dengan menggunakan media perantara lainnya. Jadi, TIK merupakan hasil rekayasa ciptaan dari perkembangan dunia pendidikan untuk memudahkan proses penyampaian Informasi, materi pembelajaran, metode komunikasi yang lebih komplet oleh Pengajar ke siswa sehingga siswa lebih mudah mengerti apa yang disampaikan oleh Pengajar tersebut.

Sabtu, 21 Februari 2015

Lomba Dari Kemdikbud Dalam Rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2015

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2015, Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PIH Kemdikbud), menyelenggarakan Lomba Foto bidang Pendidikan dan Kebudayaan 2015, dan Lomba Penulisan Artikel dan Features bidang Pendidikan dan Kebudayaan 2015.
LOMBA FOTO
BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
Tema Lomba adalah: “Penguatan Pelaku Pendidikan: siswa, guru, orangtua, dan kepala sekolah”
Subtema: