Sabtu, 11 Agustus 2018

Cara Gampang Menyuling Air Bersih dengan Sinar Matahari


Para Peserta Inovasi Teknologi Yang Lolos Lima Besar Setelah Melakukan Presentasi di Depan Juri Foto Bersama Untuk Dokumentasi. Destinasi Air Minum Memanfaatkan Sinar Matahari Inovasi Teknologi Energi Baru dan Terbarukan. Dokpri


Air, adalah sumber kehidupan. Dalam tubuh kita dan dalam beraktifitas, air menjadi komponen penting kehidupan yang memiliki multi manfaat. Sekitar 70% sampai dengan 80% dari berat tubuh kita terdiri dari air dan 71% muka bumi ini diisi oleh air. Namun, persoalannya sekarang adalah bahwa umat manusia dihadapkan pada kondisi kesulitan dalam mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi sehari-hari dan diprediksi masalah air bersih menjadi masalah utama dalam kehidupan yang akan datang. Pun dengan kondisi diberbagai daerah di Indonesia sedang mengalami krisis air bersih.

Medan, dengan sebutan “Bandar Melayu”, adalah kota Metropolitan terbesar nomor tiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Sebagai kota Metropolitan, kota Medan tidak lepas dari pesatnya perkembangan dan pembangunan di segala bidang, seperti perkembangan di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, ekonomi, serta pemerintahan. 

Adipura tahun 2014 adalah bukti bahwa pemerintah kota multietnis ini dinilai telah berhasil mengelola Kota Medan menjadi bersih, teduh dan mampu mengatasi segala persoalan-persoalan dalam lingkungan perkotaannya. Demikian juga dengan pembangunan di sektor fisik, baik barang atau jasa yang diikuti oleh kegiatan Perdagangan serta Industri yang berkembang dengan pesat, sehingga dapat diprediksi Kota Medan menjadi Kota Perdagangan (BAPPENAS, 2008).

Ditengah kota perdagangan dengan pertumbuhan ekonomi yang terbilang cepat, tidak terlepas dari persoalan-persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak, terutama soal ketersediaan air bersih telah menjadi kendala di kota Medan. Masalah air bersih sekarang sudah menjadi masalah serius yang harus dicari solusinya.

Walau Pemko Medan telah memiliki PDAM Tirtanadi, sebagai lembaga resmi dalam penyelenggaraan distribusi air bersih, juga Pemko Medan telah mengendalikan pemanfaatan air bawah tanah dengan Perda Kota Medan Nomor 27 Tahun 2002 Tentang Retribusi Izin Pengelolaan Pengeboran, Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah di Kota Medan, namun tetaplah masalah kebutuhan air bersih masih menjadi masalah pertama dan utama di Kota Medan karena faktanya pengerukan dan pemanfaatan sumber air tanah dengan sumur bor tanpa memperhitungkan daya dukung dan daya tampung lingkungan akan dapat mengubah kondisi hidrolika, memunculkan dampak negatif terhadap kualitas dan kuantitas air bawah tanah dan dampak buruk bagi lingkungan fisik di sekitarnya.

Dampak buruk Pemanfaatan air bawah tanah secara berlebihan
Menurut Badan Lingkungan Hidup Kota Medan, dampak buruk dari penggunaan air bawah tanah secara berlebihan, adalah :
  • Terjadinya degradasi air tanah, baik kualitas maupun kuantitasnya.
  • Menurunnya permukaan air tanah.
  • Meningkatkan salinitas air bawah tanah, karena terjadinya peristiwa intrusi air laut.
  • Dampak negatif terhadap lingkungan fisik, ditandai dengan gejala amblesan tanah (Land Subsidence) di sekitar lokasi pengambilan air tanah yang sangat insentif.    
Yang lebih mengkawatirkan lagi, daerah Utara Kota Medan tepatnya pada daerah Belawan sebahagian besar daerahnya terdiri dari daerah pantai, kemungkinan terjadinya intrusi air laut sangat besar apabila masyarakat sekitar tidak bisa mengendalikan penggunaan air bawah tanah secara efektif dan efisien.

Seperti yang sering kita alami dan lihat di berita koran, warga kota Medan disuguhi kenyataan bahwa kondisi air yang diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi tergolong kotor dan bau (Media Sumut, 04/03/2015).

Oleh karena itu sangat dibutuhkan kreativitas dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memanfaatkan sumber daya alam lainnya dalam menciptakan sumber air bersih terbarukan sebagai alternatif sumber air yang aman, nyaman dan sehat dikonsumsi oleh seluruh masyarakat Kota Medan, juga sebagai inovasi bagi Indonesia apabila sudah mengalami darurat air bersih. Sebagai Inovasi Teknologi Energi Baru dan Terbarukan, alat ini diharapkan mampu menangani penyulingan air, sehingga masalah air bersih bisa diatasi oleh Pemerintah Kota Medan maupun seluruh masyarakatnya tanpa harus bergantung pada PDAM Tirtanadi.

Memanfaatkan Tenaga Surya untuk Menghasilkan Sumber Air Minum Bersih
Kota Medan memiliki Sumber Daya Alam yang banyak, sinar matahari yang terik sangat sayang untuk di sia-siakan tanpa dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu penulis berpikir untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan memanfaatkan sumber sinar matahari untuk mendapatkan air bersih sebagai alternatif sumber air bersih yang siap di minum tanpa harus melalui proses yang lama. Destilasi adalah cara yang mudah untuk menghasilkan air bersih yang digunakan untuk keperluan di minum tanpa harus melakukan proses lebih lanjut demi mengatasi krisis air bersih yang mulai kita rasakan sekarang maupun di masa yang akan datang.

Sementara, di sisi lain, kita dihadapkan pada permasalahan Medan sebagai kota megametropolitan harus siap bersaing dengan daerah-daerah lain yang sudah sukses menerapkan konsep Kota Cerdas (Smart City), dimana Kota Cerdas dikatakan Cerdas apabila seluruh warga masyarakatnya sudah cerdas ekonomi, cerdas sosial, dan cerdas lingkungan, sehingga mampu mengatasi permasalahan yang mereka hadapi dengan memanfaatkan kondisi sekitar.
 
Contoh Penyulingan Air Dengan Tenaga Matahari. Sumber: http://pbmagoes.blogspot.com/2015/08/sumber-air-baru-penyulingan-air-tenaga.html sumber gambar: dokpri
Ada Kabar Baik dalam mengatasi masalah air minum di masa sekarang maupun yang akan datang, yang dikembangkan adalah Teknologi rekayasa siklus air yang biasanya digunakan untuk mengubah air laut menjadi air tawar dengan menerapkan teknik Destilasi. Metodenya, air akan diuapkan, kemudian uap akan ditangkap oleh piranti uap lalu disalurkan ke pipa, kemudian ditampung ke tabung besar. Air tersebut sudah menjadi tawar. (sumber : Mahasiswa UNY : 2014).

Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan-perbedaan titik didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Sehingga Destilasi sering juga disebut Penyulingan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.

Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi atau penyulingan didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses, yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan.

Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju area pendingin. Proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air ke dalam dinding, sehingga uap yang dihasilkan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus hingga menghasilkan air yang banyak yang dapat diminum langsung.
Gambar Destilasi Air Minum Tenaga Surya, Teknologi Terbarukan dan Baru Untuk Memenuhi Kebutuhan Akan Air Bersih. Dokpri

Seperti gambar diatas, inti dari penyulingan adalah memanfaatkan panasnya sinar matahari yang ditampung oleh kaca atau plastik tebal yang di buat diatas sebuah wadah yang didalamnya telah di isi oleh air. Hasil penyulingan ini nantinya akan berupa uap dan embun yang akan mengalir lewat pipa saluran hasil penguapan dan ditampung dalam ember atau gelas yang siap untuk di minum.

Khususnya di Kota Medan, sinar matahari sangat panas menyengat yang puncaknya pada pukul 12.00 siang sampai dengan pukul 14.00 Wib panas matahari bisa sampai 360C yang apabila dimanfaatkan secara maksimal untuk melakukan Destilasi, maka sangat dipastikan akan mampu menghasilkan air minum yang banyak yang dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarkat untuk mengurangi ketergantungan air minum dari galon atau dari PDAM Tirtanadi.

Alat-alat yang dibutuhkan untuk menciptakan wadah atau tempat Destilasi Air Minum Tenaga Surya ini dapat dibuat dengan menggunakan kayu dan plastik. Namun boleh juga dengan stainless dan kaca, tapi membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk membuatnya. Alat-alat yang digunakan adalah: palu, obeng, gunting (cutter), gergaji, bor, penggaris (rule), busur derajat, termometer, stopwatch, refraktometer, turbidimeter, spektrofotometer, pH-meter, dan gelas ukur, dan batu sungai untuk menyerap air.

Bahan yang digunakan dalam membuat Wadah Destilasi Air Minum Tenaga Surya ini, adalah : acrylic (fiberglass) tebal 3 mm, kaca tebal 3 mm, aluminium lembaran, plastik transparan, kayu, paku, baut, styrofoam, selang, pipa, pylox hitam, dan lem sylicon.

Apabila alat ini ingin dapat penghasilkan air dengan volume yang lebih banyak saat matahari memancarkan sinarnya, maka dapat di modifikasi lagi dengan menggunakan Panel Surya (Solar Cell) yang berfungsi untuk menyimpan energi matahari cadangan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk meningkatkan penyulingan air bersih ini.

Air yang dihasilkan alat ini sangatlah bersih, dan tidak asam. Dapat langsung diminum tanpa proses lebih lanjut. Jika masih perlu uji coba, hasil penyulingan air minum bersih dari pemanfaatan tenaga matahari (tenaga surya) ini dapat diperiksa di Laboratorium lebih lanjut, bagaimana hasil air dari penelitian ini.

Produktivitas kerja alat Destilasi Air Minum Tenaga Surya ini pada penelitian ini dipengaruhi oleh suhu evaporator, suhu kondensor, suhu lingkungan, kelembapan udara, dan jenis kolektor yang digunakan.

Alat ini diyakini mampu menjadi solusi yang paling praktis Untuk Indonesia dalam menghadapi permasalahan ketersediaan air bersih yang sudah mulai melanda tanah air, terkhusus di Medan, maupun di sekitar kita. Mau mencoba? Selamat mencoba..

Note :
- Penelitian Ini Sudah Pernah Dilombakan Tingkat Kota Medan
- Tulisan tentang ini juga sudah saya muat di blog Kompasiana dengan URL : https://www.kompasiana.com/agus_oloan/57c6fea9fd22bd214ede7b05/cara-gampang-menyuling-air-bersih-dengan-sinar-matahari?page=all
- Tulisan ini kembali di publikasikan untuk mengikuti lomba Anugerah Pewarta Puspitek, Semoga Tidak Menyalahi Aturan dan Bisa lolos ke tahap berikutnya untuk tema : Teknologi Energi Baru dan Terbarukan.

Jumat, 20 April 2018

Komunikasi Keluarga Kunci Sukses Pendidikan Menuju Keluarga Rukun dan Damai

Keluarga adalah segalanya dan Keluarga adalah oase serta Pendidikan Pertama untuk Masa Depan Anak-Anak


Keluarga adalah Oase Kehidupan”, begitulah ungkapan seorang Uskup ketika memberikan Kotbah di suatu malam menjelang Perayaan Paskah. Oase Kehidupan, ibarat orang yang sangat kehausan, sangat butuh air, sangat butuh kehangatan, ketika dia sangat membutuhkan dan merindukan itu semua, seketika itulah dia menemukan apa yang memuaskan dahaga dia, seperti itulah makna Keluarga sebagai Oase dalam Kehidupan kita.
Menurut Bahlil Lahadalia yang ditayangkan di laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa “Karakter kerja keras, kemandirian, dan keinginan untuk maju tidak dibentuk di sekolah tapi dibentuk oleh orang tua di rumah.” Sehingga Keluarga memang benar-benar selain oase adalah tiang dan penyangga anak dalam menggapai masa depan mereka. “Bagi saya, orang tua mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan karakter hidup saya. Ayah saya itu buruh bangunan sedangkan mamak saya itu hanya pembantu rumah tangga sambil jualan kue-kue. Saya dan adik-adik serta satu orang kakak sudah diajarkan sejak kecil, sejak SD, untuk kerja keras sembari sekolah membantu ayah dan ibu, yakni berjualan kue. Saya pikir apa yang diajarkan ibu dan bapak itu bukan menyiksa anak-anak dengan disuruh uang sejak kecil, tapi merupakan penanaman daya juang. Dengan jualan kue, mental bisnis dan mental penguaha saya sudah diuji.”
Sepertinya itu sangat cukup jelas bagi kita kenapa keluarga sangat vital peranannya dalam menciptakan generasi Indonesia yang rukun dan damai dan maju serta bermartabat seperti yang diidam-idamkan oleh para pendiri Negara ini sejak dahulu kala.
Keluarga itu sangat penting sebagai oase dan pendidikan pertama untuk anak-anak kita. Itu saya buktikan, kala saya sangat merasakan capek, lelah dan stress dengan pekerjaan atau rutinitas yang sangat menyita perhatian, ketika saya pulang ke rumah, saya disambut dengan senyuman isteri tercinta, anak-anak yang berteriak “papa pulang..papa pulang”, sembari berlari kecil sampai ke pintu gerbang, seketika itu juga rasa capek, rasa lelah dan rasa stress, penat karena pekerjaan langsung hilang seketika. Semua pikiran, semua rasa kesal sudah kembali pulih dengan kekuatan senyum dan suasana yang ditawarkan oleh keluarga yang telah saya bina.
Keluarga yang rukun merupakan tiang utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Keluarga rukun adalah penyangga utama didalam keluarga hingga bisa ‘menghasilkan’ anak-anak generasi bangsa Indonesia yang bisa menjaga Kerukunan, Kedamaian hingga Toleransi Bernegara.
Ibarat sistem komputerisasi, maka Keluarga adalah alat “memproses” anak-anak untuk menggapai masa depan mereka. Permasalahannya, bagaimana orangtua berperan dalam memproses hingga mampu menghasilkan anak-anak  yang nantinya mampu menciptakan kerukunan dan kedamaian serta terlebih mengerti dan menghargai sesamanya yang ternyata beda agama, suku maupun berbeda fisiknya?
Keluarga merupakan pondasi utama pendidikan anak. Orangtua merupakan tokoh pertama yang dikenal anak untuk mendidik, mengajarkan, memberikan kasih sayang, tempat terjalinnya komunikasi, orang yang menjadi panutan, hingga sosok yang bisa menciptakan momen-momen kebahagiaan buat anak. Kualitas keluarga akan terlihat dari kemampuan orangtua untuk menjalin komunikasi hingga memberikan pendidikan sebagai Guru pertama anak-anak.
Itu saya sadari langsung, sebagai kepala keluarga, harus lebih dekat dengan anak-anak adalah tindakan nyata untuk menceriakan, menghangatkan dan mencurahkan kasih sayang kepada anak-anak sebagai anugerah dan titipan dari Yang Maha Kuasa. Lantas bagaimana tindakan nyata yang seharusnya orangtua terapkan agar anak-anak merasakan kebahagiaan mereka?
Banyak paham yang beredar ditengah-tengah masyarakat yang menyatakan seperti ini: “Untuk membahagiakan anak-anakmu, berikanlah uang atau materi yang mereka inginkan, pasti mereka akan bahagia!”. Padahal itu salah besar. Uang atau materi bukanlah segalanya sumber kebahagiaan anak dalam sebuah keluarga. Melainkan kasih sayang, perhatian, jalinan komunikasi aktif, saling menghargai dan saling berbagi, serta bersyukur adalah tindakan-tindakan sederhana namun sangat bermanfaat untuk membahagiakan keluarga.
Dalam buku “Communication is Key to Your Marriage”, disebutkan bahwa keluarga yang bahagia justru terbentuk dari dua orang yang tidak sempurna, namun mereka berjanji untuk menyerahkan diri dalam cinta kasih dan mau saling menerima kekurangan serta kelebihan masing-masing, berjanji untuk saling mencurahkan cinta kasih hingga ke anak-anak mereka. Lantas bagaimana caranya membahagiakan anak-anak di setiap moment? Ini pertanyaan yang sungguh membuat saya pribadi lebih semangat untuk dekat dengan keluarga.
Kedekatan dengan keluarga akan menghasilkan momen-momen bahagia yang tidak dapat terlupakan bersama dengan anak-anak. Ada banyak momen bahagia yang sangat berpotensi menjadikan anak-anak sebagai subjek penting dari upaya menghasilkan Generasi Indonesia yang berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
Sebagai wujud tindakan nyata dalam membahagiakan anak-anak lewat momen-momen seru dan juga lewat momen-momen sederhana namun bisa membangkitkan kemampuan otak kanan anak-anak kita.
Menjadi Ayah SIAGA & BERDIKARI
Sekilas tentang Otak Kanan. Otak kanan anak sangat perlu dilatih sedini mungkin untuk mengimbangi kemampuan akademik mereka yang mereka dapatkan dari bangku sekolah, sebab Otak Kanan adalah otak yang mengendalikan aktivitas yang sifatnya imajinasi, divergen (meluas), kreatifitas, ide-ide, music, emosi, intuisi, abstrak, spiritual, simultan, bebas, daya cipta, inovasi, kebahagiaan, keiklasan, keuletan, keindahan, kejujuran, spirit, dan lain sebagainya.
Nah, sebagai bentuk aplikasi kasih sayang saya kepada keluarga, khususnya anak-anak, maka bertepatan dengan bulan kasih sayang yang jatuh di bulan Februari, saya menceritakan kisah-kisah atau momen-momen spesial yang sudah terbiasa saya tunjukkan kepada anak-anak, maupun orang yang saya cintai, diantaranya : (1) berusaha mengantarkan anak-anak ke sekolah setiap hari. Ini sebagai bentuk tanggung jawab nyata dalam mendekatkan diri dengan anak-anak. Disamping itu, juga memberi rasa aman,nyaman dan perhatian khusus serta memberikan rangsangan (stimulus) bagi anak, jika anak sangat diperhatikan dan sangat dihargai, maka dari sekarang belajarlah menghargai sesamanya.
Ketika saya mengantarkan anak ke sekolah, selalu teringat dengan apa yang juga pernah dan mungkin masih dilakukan oleh Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Gubernur DKI sekarang, mempererat hubungan antara anak dengan orangtua, salah satunya dengan menghantarkan anak-anak kita sampai ke depan gerbang sekolah, begitulah nasehat beliau.
Langkah bijak ini harus ditempuh, selain memberi rasa aman, juga sebagai implementasi kasih sayang dengan disepanjang jalan tetap berkomunikasi seputar tempat-tempat yang dilalui, lalu diakhiri dengan ucapan, “baik-baik ya ‘nak di sekolah”. (2) mengajak anak-anak untuk rekreasi atau berwisata ke tempat-tempat wisata di kota Medan dan sekitarnya. Mengajak anak-anak refresing disaat-saat libur atau akhir pekan adalah momen-momen penting menghangatkan dan mencairkan suasana keluarga agar tidak bosan dengan suasana rumah saja. Mengajak anak-anak berenang di kolam renang akhir minggu, solusi bijak membahagiakan anak-anak.
Selain itu, tempat romantic dan berkesan juga sekaligus bisa membangkitkan pemahaman rohani yang kuat bagi anak-anak, tentunya mengunjungi tempat yang tidak asing lagi di kota Medan, Graha Annai Maria Velangkanni, atau biasa disebut Velangkanni. Mengapa harus kesana? Mungkin bagi saya karena tempat itu memiliki banyak sejarah makna dalam proses pembentukan keluarga sekarang.
Selain itu, tentunya dengan mengunjungi tempat tersebut, anak-anak sejak dini diberi pemahaman akan relief-relief maupun bagian-bagian dari Graha tersebut yang kesemuanya memiliki makna agar kita saling menghargai, menumbuhkan-kembangkan sifat-sifat toleransi, mengerti akan arti dari cinta-kasih itu yang sebenarnya. Rasanya tidak lengkap jikalau tidak mengunjungi Graha ini minimal satu kali dalam satu bulan, kenapa? Lagi-lagi karena daya tariknya yang selalu mengingatkan saya dan ibunya untuk kembali ke tempat ini minimal mengajak anak-anak berdoa. Yang lucunya, putri sulungku selalu mengingatkan saya agar tidak lupa ke Graha Velangkanni ini.
Sebenarnya untuk membahagiakan dan menceriakan suasana keluarga masih banyak cara-cara yang dilakukan, mulai dari kebiasaan-kebiasaan membangun komunikasi dalam keluarga, membawakan makanan kesukaan anak-anak, diakhir pekan jika memungkinkan makan bersama seusai melaksanakan Ibadah Gereja di tempat yang disukai, makan bersama dirumah minimal waktu sarapan pagi atau makan malam, diusahakan makan bersama, menjauhkan gadget dari anak-anak, digantikan dengan belajar bersama adalah bentuk-bentuk kebiasaan untuk menjalin kebahagiaan bersama anak.
Sementara berekreasi, mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah, seperti Istana Sultan Deli, Menara Tirtanadi, Museum Perjuangan, hingga tempat bersejarah Kota Medan lainnya sangat memberikan pengetahuan baru dan kebahagiaan bagi anak-anak, sehingga kehangatan dan wujud kasih sayang tersebut tetap memancar dalam keluarga. Semoga! @SahabatKeluarga