Minggu, 23 Agustus 2015

70 Tahun Indonesia Merdeka, 7 Keunikan Kemeriahan Perayaan HUT RI

Suasana Pengibaran Bendera di SMAN 13 Medan

Pagi itu, Senin 17 Agustus 2015 cuaca sangat cerah, secerah wajah Bangsa Indonesia yang merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70. Sehari sebelumnya bendera Merah-Putih telah dikibarkan di depan rumah masing-masing warga, tempat-tempat perkantoran, instansi-instansi Pemerintah dan seminggu sebelum tanggal 17, sekolah-sekolah di seluruh tanah air telah mendekor sekolahnya dengan atribut-atribut Merah-Putih sebagai bukti rasa Nasionalisme yang tinggi memeriahkan tujuh dasawarsa Indonesia telah Merdeka. Tidak terkecuali di SMA Negeri 13 Medan yang ditempatkan pusat Upacara Pengibaran Bendera dan Pembacaan Detik-Detik Proklamasi se-Kecamatan Medan Johor sudah mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari latihan rutin Paskibraka, Paduan Suara Smantilas, membersihkan lapangan tempat upacara, mempersiapkan Tiang Upacara dengan baik, hingga menjamu para tamu undangan dari instansi-instansi di Kecamatan Medan Johor, para Organisasi Kepemudaan dan Kemasyarakatan, hingga para Veteran.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, semua sudah berkumpul dan bersiap untuk melaksanakan Upacara Bendera sebagai bagian penting dari rangkaian 17 Agustus-an yang dirayakan setiap tahun. Saya kembali terkenang bagaimana proses cepat penulisan naskah Proklamasi oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta yang kelak menjadi Presiden dan Wakil Presiden I Indonesia di rumah Laksamana Maeda, diketik Sayuti Melik, dibacakan langsung oleh Ir. Soekarno dirumahnya, Jl. Pegangsaan Timur No. 56, 70 tahun yang lalu. Ada rasa haru mendalam mengenang bagaimana suasana dan peristiwa saat itu.


Begitu banyak kebiasaan yang sudah menjadi tradisi setiap Perayaan Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI selama tujuh dasawarsa ini yang selalu berkembang dan menjadi ciri khas atau keunikan yang seharusnya kita jaga dan wariskan kepada anak-cucu kita nantinya. Keunikan hasil kreasi dan perpaduan budaya Indonesia adalah hal yang menarik untuk diceritakan dan dibagikan bak cerita Cinderella yang tidak ada habisnya.

Di usia yang sudah 70 tahun Kemerdekaan kita ini, banyak tradisi dan keunikan yang dirayakan dan saya telah merangkum menjadi 7 (tujuh) perayaan peringatan HUT  ke – 70 Kemerdekaan Republik Indonesia yang kita cintai ini mulai dari pagi hingga malam hari :

Selalu Diawali Upacara Pengibaran Sang Merah Putih dan Pembacaan Proklamasi
Setiap tahunnya, Perayaan Peringatan HUT RI selalu diawali dengan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih yang dilaksanakan serentak, mulai dari Sabang sampai Merauke, tidak terkecuali di Sekolah tempat saya mengajar. Upacara se wilayah Kecamatan Medan Johor di pusatkan di SMA N 13 Medan yang cukup luas dan terkenal dengan Sekolah Adiwiyata tersebut. Upacara di awali pukul 08.20 Wib dengan Inspektur Upacara (Irup), Khoiruddin Rangkuti (Camat Medan Johor), dan Pemimpin Upacara kali ini langsung dipercayakan dari Koramil 08 Medan Johor, Serda Zulfikar, untuk membacakan Teks Proklamasi, dipercayakan kepada Sersan Mayor Y Basri dari Wandanramil 08 Medan Johor.
Laporan Pemimpin Upacara kepada Inspektur Upacara Bahwa Upacara Siap Untuk Dimulai di SMAN 13 Medan
Gambar Prosesi Paskibra Mengibarkan Sang Merah Putih 

Paduan Suara Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Hymne dan Lagu-Lagu Perjuangan yang membangkitkan rasa Nasionalisme.

Dengan suara yang lantang dan tegas, getar membahana, perintah Pemimpin Upacara mampu membuat suasana Upacara Pengibaran Bendera berlangsung dengan hikmat dan penuh makna. Tidak ada terdengar suara peserta upacara yang bising, terutama dari kalangan peserta didik tidak ada terdengar suara ribut apalagi sikap tidak sempurna selama mengikuti upacara bendera. Dipadu dengan prosesi kala Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) memasuki lapangan upacara untuk mengibarkan Sang Merah Putih. Dengan suara kaki yang tegap dan bak gemuruh pasukan berkuda, derap langkah mereka makin meng-sakralkan Upacara HUT RI ke – 70 kali ini, dan formasi yang cukup unik mampu menyita perhatian seluruh peserta Upacara. Dipadu dengan kemerduan suara dari Paduan Suara Smantilas, Lagu Indonesia Raya dan Kibaran Sang Merah Putih menjadi awal Perayaan Peringatan HUT RI ke – 70 di Smantilas.

Selesai Upacara, kami para guru sambil beristirahat menyaksikan tayangan langsung di layar televisi bagaimana keunikan Upacara Peringatan HUT RI ke – 70 di Istana Negara bersama dengan Presiden Indonesia ke – 7, Bapak Joko Widodo. Keunikan pertama, di Istana Negara 70% para tamu peserta Upacara adalah rakyat biasa dan warga sekitar Istana, 30% lagi adalah para pejabat negara yang membuktikan betapa Presiden Jokowi sangat dekat dengan rakyat. Kedua, putri Presiden I Ri, Ir. Soekarno, Ibu Megawati Soekarnoputri (Presiden ke – 5 RI) hadir untuk pertama kalinya setelah absen 10 (sepuluh) tahun di Istana Negara mengikuti Upacara HUT RI setelah merenggangnya hubungan SBY dengan Bu Mega. Sang Pengibar Bendera Pusaka tahun 1964 ini hadir di Istana Negara bersama dengan pejabat lainnya. Ketiga, tentunya pemilihan Maria Felicia Gunawan, siswi BPK Penabur Serpong Banten sebagai pembawa bendera Pusaka Merah Putih menandakan masih terjaganya sikap Pluralisme dalam Kebhinekaan Tunggal Ika yang dipupuk oleh Pemerintahan Jokowi. 
Gambar Pak Jokowi Sebagai Inspektur Upacara Menghormat, Wapres Pak JK sebagai Pendamping Irup mengambil sikap sempurna tanpa menghormat, memang seperti inilah lazimnya, seperti yang dibuat oleh Ir. Soekarno dan M. Hatta 70 tahun yang lalu.

Penghormatan kebesaran, dimana Korps Musik memperdengarkan Tanda Laporan, disusul tembakan meriam sebanyak 17 kali, sirene, bedug di masjid-masjid, dan lonceng di Gereja-gereja berbunyi menandakan Indonesia telah Merdeka dan sudah berumur 70 tahun.

Pemberian Tali Asih dan Penghargaan Kepada Veteran Perang Kemerdekaan
Bangsa yang besar adalah Bangsa yang Menghargai Para Pahlawannya”, nasehat Presiden RI Soekarno ini masih segar di ingatan kita. Setiap tanggal 17 Agustus, Kepala Sekolah SMA N 13 Medan selalu mengundang para Veteran di sekitar wilayah sekolah untuk datang mengikuti Upacara di SMA N 13 Medan. Setelah selesai Upacara, para Veteran pejuang Kemerdekaan yang telah berjuang mempertahankan Kemerdekaan dari tangan penjajah diperkenalkan dan diberikan bingkisan sebagai tali asi, rasa terimakasih dari generasi sekarang kepada para Veteran yang nyata berjuang hingga kita merdeka sampai sekarang.
Setelah Penyerahan Tali Asih dan Bingkisan, para Veteran foto bersama dengan SKPD di Medan Johor. Terimakasih Pahlawan, jasa kalian tidak pernah kami lupakan
Foto dulu sebelum meninggalkan lapangan upacara. Terimakasih Veteran..!!

Terimakasih untuk para pahlawan yang telah gugur, juga kepada para Veteran, semoga Perjuangan Nyata kalian dapat kami lanjutkan. Merdeka!

Lomba Menyanyikan Lagu-Lagu Perjuangan
Setelah selesai Upacara, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Lagu-lagu bertema perjuangan dinyanyikan bergantian oleh para tamu dan juga guru yang mau menyumbangkan suaranya, menunggu persiapan final lomba menyanyikan lagu-lagu perjuangan dari kalangan peserta didik. Lagu “Butet”, lagu perjuangan dari Tanah Batak yang menggambarkan bagaimana perasaan seorang Ayah di tengah perang Gerilya melawan Belanda menumpahkan harapannya kepada Putri Kesayangannya yang berada di pengungsian agar sabar dan cepat besar menjadi anggota Palang Merah untuk merawat para Pejuang, dinyanyikan dengan sempurna oleh Duo Suara Emas, Ibu Junita Naibaho dan Ibu H. Lubis.
Para finalis yang berjumlah 6 peserta hasil dari seleksi lomba menyanyi dari tiga hari yang lalu, satu persatu menyanyikan lagu Perjuangan yang diperlombakan, berbagai gaya, sikap, mimik dan olah vokal dipertontonkan oleh peserta untuk meresapi dan menyanyikan lagu yang ditentukan oleh panitia. Inilah keunikan ke – 3 HUT RI ke – 70.

Upacara Pengibaran Bendera 70 Tahun Merdeka Dibawah Permukaan Laut
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di Dunia dengan nama Nusantara terdiri dari 13.466 pulau, makanya Presiden Jokowi sangat menginginkan Sumber Daya Alam dari Laut dapat mensejahterakan RI dengan menguatkan sektor Maritim dengan wilayah Laut Indonesia 64,97% (berjubel.net). Untuk menguatkan Indonesia adalah Negara Maritim yang kokoh di laut Nusantara, Presiden Jokowi mencanangkan penanaman Hutan Mangrove dan perawatan Terumbu Karang serta Pengibaran Bendera Merah Putih dan Pembacaan Proklamasi di Dasar Laut yang dilaksanakan di tiga titik, yakni di Pantai Gapang (Sabang, Aceh), Pantai Malalayang (Manado, Sulawesi Utara), dan Pantai Tapal Kuda (Ambon, Maluku) oleh TNI Angkatan Laut dan sejumlah penyelam.

Melestarikan Budaya Nasional dan Menjaga Kearifan Lokal
Budaya kita beragam seberagam Suku yang mendiami Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang menyatu dalam Bhineka Tunggal Ika dan sudah terpeliharan dan terjalin selama 70 tahun Indonesia Merdeka. Budaya yang beragam inilah yang membuat Indonesia unik dan terkenal di mata dunia, ada budaya Batak, Jawa, Kalimantan, hingga Jayapura. Batak juga beragam, ada budaya Toba, Karo, Simalungun, Melayu hingga Aceh. Nah, inilah yang ditampilkan saat Perayaan HUT RI tiap tahunnya. Di sekolah-sekolah tingkat TK, SD, SMP hingga SMA di tiap daerah pasti menampilkan budaya yang sudah menjadi ciri khas mereka, seperti Tor-tor, tari Saman, tari Melayu, dan sebagainya yang sudah terkenal.

Di SMA N 13 Medan, tidak ketinggalan menampilkan drama kolosal tentang perjuangan rakyat Medan dalam mengusir penjajah Belanda. Indonesia juga dianugerahi hasil bumi yang melimpah yang diolah menjadi makanan-makanan khas dari setiap daerah. Ada lontong khas Medan yang selalu dihidangkan bagi para tamu selesai Upacara, juga kacang rebus, jagung rebus, pecal, dan tidak ketinggalan para Peserta Didik per kelas diadakan lomba membuat hidangan khas Daerah untuk menjaga dan menumbuhkan kreativitas dalam mengolah bahan-bahan makanan lokal, contohnya mengkreasikan makanan dari bahan dasar Ubi menjadi makanan dengan tampilan yang menarik selera dan citra rasa yang luar biasa, hasilnya cukup luar biasa kreasi mereka dalam mengolah makanan dari hasil bumi Tanah Air Indonesia.
Menyediakan dan menyantap makanan khas daerah menjadi salah satu bukti kecintaan kepada produk dan kearifan lokal. Mari kita cintai Produk Indonesia sebagai bukti kita adalah masyarakat Cinta Tanah Air. Lontongya Enak kan Pak? he.he.he

Lomba-Lomba Unik Memeriahkan HUT RI ke – 70
Sungguh beraneka ragam lomba-lomba yang dipertandingkan selama memperingati HUT RI ke – 70 yang jatuh tiap tanggal 17, seperti :

  • Lomba Panjat Pinang

Ini adalah lomba yang paling ekstrem, tapi menghibur karena sekelompok pemuda atau remaja putra harus saling bahu membahu, bekerjasama, membangun fondasi yang kuat, mengatur strategi jitu untuk memanjat sebatang pohon pinang yang telah dilumuri oleh oli sehingga sangat licin yang diatasnya digantung beragam hadiah menarik untuk diperebutkan. Game yang sudah ada sejak zaman Belanda ini sudah menjadi tradisi dan hal yang sangat menarik untuk ditonton, terlepas kontroversi game ini mendidik atau tidak, namun masih jadi hal unik yang perlu dilestarikan.

  • Lomba Lari Goni dan Tarik Tambang

Lari goni adalah perayaan unik lainnya bersama dengan tarik tambang dan lomba memasukkan jarum ke botol, atau lomba tangkap belut, serta lomba makan kerupuk menjadi permainan menarik dan unik yang masih dapat kita tonton setiap tahunnya. Lomba ini memang sangat menghibur, sehingga layak Pak Jokowi mengatakan bahwa inilah pesta rakyat sesungguhnya, karena menyediakan hiburan bagi rakyat Indonesia.
  • Lomba Bersepeda di Atas Air

Lomba ini cukup unik dan menghibur, dimana peserta mengarungi sungai dengan jembatan tikus menggunakan sepeda dayung. Ini menjadi budaya unik di HUT RI ke – 70 yang sangat menghibur para warga yang menontonnya juga pemirsa yang menonton lewat tayangan televisi.
Unik dan menggembirakan, Lomba Bersepeda diatas air, sangat menghibur di HUT RI ke - 70 ini, ayo semangat (sumber: www.rri.co.id)

  • Lomba Pukul Bantal di Atas Sungai Deli

Bertempat di bantaran Sungai Deli Lingkungan IV Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli, para pemuda setempat melakukan lomba yang cukup menghibur dan unik, yaitu Lomba Pukul Bantal yang dilakukan oleh dua orang naik ke sebatang pohon pinang yang licin yang ditempatkan diatas sungai Deli. Mereka saling pukul bantal, bagi yang kalah akan tercebur ke dalam sungai Deli, warga yang menonton spontan akan tertawa terpingkal-pingkal. Layaknya lomba bersepeda di atas air, lomba pukul bantal ini sangat menghibur warga yang melihat ketika peserta tercebur ke sungai dan dipenuhi oleh minyak gemuk.
Lomba Pukul Bantal diatas sungai Deli menjadi hiburan yang sanggat menarik antusias penonton. (sumber: www.beritadeli.com)

Inilah lomba-lomba unik di urutan 6 (enam) yang banyak menyita dan menghibur pesta rakyat HUT RI ke – 70.

Upacara Penurunan Bendera HUT RI
Pukul 17.30 Wib, selesai sudah satu harian penuh perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke – 70. Berpusat di Istana Negara, Presiden RI ke – 7 dan Wapres, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, beserta para tamu undangan bersama-sama menyaksikan prosesi penurunan Sang Merah Putih untuk kembali disimpan di Istana Presiden. Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Presiden Jokowi menerima langsung replika Bendera Merah Putih dari pembawa baki yang diemban oleh Rani Noerinsan siswi SMAN 3 Gorontalo, sementara tiga orang Paskibra yang bertugas menurunkan bendera adalah Daulat Halomoan Simatupang, SMAN 1 Lirik, Indragiri Hulu, Riau, Ricky Satria Pratama, SMAN 1 Seunagan, dan M. Faisal dari SMAN 1 Uepai, Sultra menjadi aksi penutup Upacara Penurunan Bendera yang menandakan selesainya Pesta Rakyat Memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke – 70. Merdeka!, Sekali Merdeka Tetap Merdeka! Ayo Kerja, Bangkitkan Indonesia ke arah yang lebih baik dan lebih makmur...!!! Semoga..!!!   
Presiden Jokowi Menerima Duplikat Bendera Merah Putih dari Paskibra pembawa baki Saat Upacara Penrunan Bendera Merah Putih di Istana Negara, 17 Agustus 2015. (Sumber: www.news.metrotv.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar