Suasana Pengibaran Bendera di SMAN 13 Medan |
Pagi itu, Senin
17 Agustus 2015 cuaca sangat cerah, secerah wajah Bangsa Indonesia yang
merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70. Sehari
sebelumnya bendera Merah-Putih telah dikibarkan di depan rumah masing-masing
warga, tempat-tempat perkantoran, instansi-instansi Pemerintah dan seminggu
sebelum tanggal 17, sekolah-sekolah di seluruh tanah air telah mendekor
sekolahnya dengan atribut-atribut Merah-Putih sebagai bukti rasa Nasionalisme
yang tinggi memeriahkan tujuh dasawarsa Indonesia telah Merdeka. Tidak
terkecuali di SMA Negeri 13 Medan yang ditempatkan pusat Upacara Pengibaran
Bendera dan Pembacaan Detik-Detik Proklamasi se-Kecamatan Medan Johor sudah
mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari latihan rutin Paskibraka, Paduan
Suara Smantilas, membersihkan lapangan tempat upacara, mempersiapkan Tiang
Upacara dengan baik, hingga menjamu para tamu undangan dari instansi-instansi
di Kecamatan Medan Johor, para Organisasi Kepemudaan dan Kemasyarakatan, hingga
para Veteran.
Saat yang
ditunggu-tunggu pun tiba, semua sudah berkumpul dan bersiap untuk melaksanakan
Upacara Bendera sebagai bagian penting dari rangkaian 17 Agustus-an yang
dirayakan setiap tahun. Saya kembali terkenang bagaimana proses cepat penulisan
naskah Proklamasi oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta yang kelak menjadi
Presiden dan Wakil Presiden I Indonesia di rumah Laksamana Maeda, diketik
Sayuti Melik, dibacakan langsung oleh Ir. Soekarno dirumahnya, Jl. Pegangsaan
Timur No. 56, 70 tahun yang lalu. Ada rasa haru mendalam mengenang bagaimana
suasana dan peristiwa saat itu.
Begitu banyak kebiasaan
yang sudah menjadi tradisi setiap Perayaan Peringatan Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan RI selama tujuh dasawarsa ini yang selalu berkembang dan menjadi
ciri khas atau keunikan yang seharusnya kita jaga dan wariskan kepada anak-cucu
kita nantinya. Keunikan hasil kreasi dan perpaduan budaya Indonesia adalah hal yang
menarik untuk diceritakan dan dibagikan bak cerita Cinderella yang tidak ada
habisnya.
Di usia yang
sudah 70 tahun Kemerdekaan kita ini, banyak tradisi dan keunikan yang dirayakan
dan saya telah merangkum menjadi 7 (tujuh) perayaan peringatan HUT ke – 70 Kemerdekaan Republik Indonesia yang
kita cintai ini mulai dari pagi hingga malam hari :
Selalu Diawali Upacara Pengibaran Sang
Merah Putih dan Pembacaan Proklamasi
Setiap tahunnya,
Perayaan Peringatan HUT RI selalu diawali dengan Upacara Pengibaran Bendera Merah
Putih yang dilaksanakan serentak, mulai dari Sabang sampai Merauke, tidak
terkecuali di Sekolah tempat saya mengajar. Upacara se wilayah Kecamatan Medan
Johor di pusatkan di SMA N 13 Medan yang cukup luas dan terkenal dengan Sekolah
Adiwiyata tersebut. Upacara di awali pukul 08.20 Wib dengan Inspektur Upacara
(Irup), Khoiruddin Rangkuti (Camat Medan Johor), dan Pemimpin Upacara kali ini
langsung dipercayakan dari Koramil 08 Medan Johor, Serda Zulfikar, untuk
membacakan Teks Proklamasi, dipercayakan kepada Sersan Mayor Y Basri dari
Wandanramil 08 Medan Johor.
Laporan Pemimpin Upacara kepada Inspektur Upacara Bahwa Upacara Siap Untuk Dimulai di SMAN 13 Medan |
Gambar Prosesi Paskibra Mengibarkan Sang Merah Putih |
Paduan Suara Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Hymne dan Lagu-Lagu Perjuangan yang membangkitkan rasa Nasionalisme. |
Dengan suara
yang lantang dan tegas, getar membahana, perintah Pemimpin Upacara mampu
membuat suasana Upacara Pengibaran Bendera berlangsung dengan hikmat dan penuh
makna. Tidak ada terdengar suara peserta upacara yang bising, terutama dari kalangan
peserta didik tidak ada terdengar suara ribut apalagi sikap tidak sempurna
selama mengikuti upacara bendera. Dipadu dengan prosesi kala Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka)
memasuki lapangan upacara untuk mengibarkan Sang Merah Putih. Dengan suara kaki
yang tegap dan bak gemuruh pasukan berkuda, derap langkah mereka makin meng-sakralkan
Upacara HUT RI ke – 70 kali ini, dan formasi yang cukup unik mampu menyita
perhatian seluruh peserta Upacara. Dipadu dengan kemerduan suara dari Paduan
Suara Smantilas, Lagu Indonesia Raya dan Kibaran Sang Merah Putih menjadi awal
Perayaan Peringatan HUT RI ke – 70 di Smantilas.
Selesai Upacara,
kami para guru sambil beristirahat menyaksikan tayangan langsung di layar
televisi bagaimana keunikan Upacara Peringatan HUT RI ke – 70 di Istana Negara
bersama dengan Presiden Indonesia ke – 7, Bapak Joko Widodo. Keunikan pertama, di Istana Negara 70% para tamu
peserta Upacara adalah rakyat biasa dan warga sekitar Istana, 30% lagi adalah
para pejabat negara yang membuktikan betapa Presiden Jokowi sangat dekat dengan
rakyat. Kedua, putri Presiden I Ri,
Ir. Soekarno, Ibu Megawati Soekarnoputri (Presiden ke – 5 RI) hadir untuk
pertama kalinya setelah absen 10 (sepuluh) tahun di Istana Negara mengikuti
Upacara HUT RI setelah merenggangnya hubungan SBY dengan Bu Mega. Sang Pengibar
Bendera Pusaka tahun 1964 ini hadir di Istana Negara bersama dengan pejabat
lainnya. Ketiga, tentunya pemilihan
Maria Felicia Gunawan, siswi BPK Penabur Serpong Banten sebagai pembawa bendera
Pusaka Merah Putih menandakan masih terjaganya sikap Pluralisme dalam
Kebhinekaan Tunggal Ika yang dipupuk oleh Pemerintahan Jokowi.
Penghormatan
kebesaran, dimana Korps Musik memperdengarkan Tanda Laporan, disusul tembakan
meriam sebanyak 17 kali, sirene, bedug di masjid-masjid, dan lonceng di
Gereja-gereja berbunyi menandakan Indonesia telah Merdeka dan sudah berumur 70
tahun.
Pemberian Tali Asih dan Penghargaan Kepada
Veteran Perang Kemerdekaan
“Bangsa yang besar adalah Bangsa yang
Menghargai Para Pahlawannya”, nasehat Presiden RI Soekarno ini masih segar
di ingatan kita. Setiap tanggal 17 Agustus, Kepala Sekolah SMA N 13 Medan
selalu mengundang para Veteran di sekitar wilayah sekolah untuk datang
mengikuti Upacara di SMA N 13 Medan. Setelah selesai Upacara, para Veteran
pejuang Kemerdekaan yang telah berjuang mempertahankan Kemerdekaan dari tangan
penjajah diperkenalkan dan diberikan bingkisan sebagai tali asi, rasa
terimakasih dari generasi sekarang kepada para Veteran yang nyata berjuang
hingga kita merdeka sampai sekarang.
Setelah Penyerahan Tali Asih dan Bingkisan, para Veteran foto bersama dengan SKPD di Medan Johor. Terimakasih Pahlawan, jasa kalian tidak pernah kami lupakan |
Foto dulu sebelum meninggalkan lapangan upacara. Terimakasih Veteran..!! |
Terimakasih
untuk para pahlawan yang telah gugur, juga kepada para Veteran, semoga
Perjuangan Nyata kalian dapat kami lanjutkan. Merdeka!
Lomba Menyanyikan Lagu-Lagu Perjuangan
Setelah selesai
Upacara, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Lagu-lagu
bertema perjuangan dinyanyikan bergantian oleh para tamu dan juga guru yang mau
menyumbangkan suaranya, menunggu persiapan final lomba menyanyikan lagu-lagu
perjuangan dari kalangan peserta didik. Lagu “Butet”, lagu perjuangan dari
Tanah Batak yang menggambarkan bagaimana perasaan seorang Ayah di tengah perang
Gerilya melawan Belanda menumpahkan harapannya kepada Putri Kesayangannya yang
berada di pengungsian agar sabar dan cepat besar menjadi anggota Palang Merah
untuk merawat para Pejuang, dinyanyikan dengan sempurna oleh Duo Suara Emas,
Ibu Junita Naibaho dan Ibu H. Lubis.
Para finalis
yang berjumlah 6 peserta hasil dari seleksi lomba menyanyi dari tiga hari yang
lalu, satu persatu menyanyikan lagu Perjuangan yang diperlombakan, berbagai
gaya, sikap, mimik dan olah vokal dipertontonkan oleh peserta untuk meresapi
dan menyanyikan lagu yang ditentukan oleh panitia. Inilah keunikan ke – 3 HUT
RI ke – 70.
Upacara Pengibaran Bendera 70 Tahun Merdeka
Dibawah Permukaan Laut
Indonesia adalah
negara kepulauan terbesar di Dunia dengan nama Nusantara terdiri dari 13.466
pulau, makanya Presiden Jokowi sangat menginginkan Sumber Daya Alam dari Laut
dapat mensejahterakan RI dengan menguatkan sektor Maritim dengan wilayah Laut
Indonesia 64,97% (berjubel.net). Untuk menguatkan Indonesia adalah Negara
Maritim yang kokoh di laut Nusantara, Presiden Jokowi mencanangkan penanaman
Hutan Mangrove dan perawatan Terumbu Karang serta Pengibaran Bendera Merah
Putih dan Pembacaan Proklamasi di Dasar Laut yang dilaksanakan di tiga titik,
yakni di Pantai Gapang (Sabang, Aceh), Pantai Malalayang (Manado, Sulawesi
Utara), dan Pantai Tapal Kuda (Ambon, Maluku) oleh TNI Angkatan Laut dan
sejumlah penyelam.
Melestarikan Budaya Nasional dan Menjaga
Kearifan Lokal
Budaya kita
beragam seberagam Suku yang mendiami Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang
menyatu dalam Bhineka Tunggal Ika dan
sudah terpeliharan dan terjalin selama 70 tahun Indonesia Merdeka. Budaya yang
beragam inilah yang membuat Indonesia unik dan terkenal di mata dunia, ada
budaya Batak, Jawa, Kalimantan, hingga Jayapura. Batak juga beragam, ada budaya
Toba, Karo, Simalungun, Melayu hingga Aceh. Nah, inilah yang ditampilkan saat
Perayaan HUT RI tiap tahunnya. Di sekolah-sekolah tingkat TK, SD, SMP hingga
SMA di tiap daerah pasti menampilkan budaya yang sudah menjadi ciri khas
mereka, seperti Tor-tor, tari Saman, tari Melayu, dan sebagainya yang sudah
terkenal.
Di SMA N 13
Medan, tidak ketinggalan menampilkan drama kolosal tentang perjuangan rakyat
Medan dalam mengusir penjajah Belanda. Indonesia juga dianugerahi hasil bumi
yang melimpah yang diolah menjadi makanan-makanan khas dari setiap daerah. Ada
lontong khas Medan yang selalu dihidangkan bagi para tamu selesai Upacara, juga
kacang rebus, jagung rebus, pecal, dan tidak ketinggalan para Peserta Didik per
kelas diadakan lomba membuat hidangan khas Daerah untuk menjaga dan menumbuhkan
kreativitas dalam mengolah bahan-bahan makanan lokal, contohnya mengkreasikan
makanan dari bahan dasar Ubi menjadi makanan dengan tampilan yang menarik
selera dan citra rasa yang luar biasa, hasilnya cukup luar biasa kreasi mereka
dalam mengolah makanan dari hasil bumi Tanah Air Indonesia.
Lomba-Lomba Unik Memeriahkan HUT RI ke – 70
Sungguh beraneka
ragam lomba-lomba yang dipertandingkan selama memperingati HUT RI ke – 70 yang
jatuh tiap tanggal 17, seperti :
- Lomba Panjat Pinang
Ini
adalah lomba yang paling ekstrem, tapi menghibur karena sekelompok pemuda atau
remaja putra harus saling bahu membahu, bekerjasama, membangun fondasi yang
kuat, mengatur strategi jitu untuk memanjat sebatang pohon pinang yang telah
dilumuri oleh oli sehingga sangat licin yang diatasnya digantung beragam hadiah
menarik untuk diperebutkan. Game yang sudah ada sejak zaman Belanda ini sudah
menjadi tradisi dan hal yang sangat menarik untuk ditonton, terlepas
kontroversi game ini mendidik atau tidak, namun masih jadi hal unik yang perlu
dilestarikan.
- Lomba Lari Goni dan Tarik Tambang
Lari
goni adalah perayaan unik lainnya bersama dengan tarik tambang dan lomba
memasukkan jarum ke botol, atau lomba tangkap belut, serta lomba makan kerupuk
menjadi permainan menarik dan unik yang masih dapat kita tonton setiap
tahunnya. Lomba ini memang sangat menghibur, sehingga layak Pak Jokowi
mengatakan bahwa inilah pesta rakyat sesungguhnya, karena menyediakan hiburan
bagi rakyat Indonesia.
- Lomba Bersepeda di Atas Air
Lomba
ini cukup unik dan menghibur, dimana peserta mengarungi sungai dengan jembatan
tikus menggunakan sepeda dayung. Ini menjadi budaya unik di HUT RI ke – 70 yang
sangat menghibur para warga yang menontonnya juga pemirsa yang menonton lewat
tayangan televisi.
Unik dan menggembirakan, Lomba Bersepeda diatas air, sangat menghibur di HUT RI ke - 70 ini, ayo semangat (sumber: www.rri.co.id) |
- Lomba Pukul Bantal di Atas Sungai Deli
Bertempat
di bantaran Sungai Deli Lingkungan IV Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan
Deli, para pemuda setempat melakukan lomba yang cukup menghibur dan unik, yaitu
Lomba Pukul Bantal yang dilakukan oleh dua orang naik ke sebatang pohon pinang
yang licin yang ditempatkan diatas sungai Deli. Mereka saling pukul bantal,
bagi yang kalah akan tercebur ke dalam sungai Deli, warga yang menonton spontan
akan tertawa terpingkal-pingkal. Layaknya lomba bersepeda di atas air, lomba
pukul bantal ini sangat menghibur warga yang melihat ketika peserta tercebur ke
sungai dan dipenuhi oleh minyak gemuk.
Lomba Pukul Bantal diatas sungai Deli menjadi hiburan yang sanggat menarik antusias penonton. (sumber: www.beritadeli.com) |
Inilah
lomba-lomba unik di urutan 6 (enam) yang banyak menyita dan menghibur pesta
rakyat HUT RI ke – 70.
Upacara Penurunan Bendera HUT RI
Pukul 17.30 Wib,
selesai sudah satu harian penuh perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia
yang ke – 70. Berpusat di Istana Negara, Presiden RI ke – 7 dan Wapres, Joko
Widodo dan Jusuf Kalla, beserta para tamu undangan bersama-sama menyaksikan prosesi
penurunan Sang Merah Putih untuk kembali disimpan di Istana Presiden. Bertindak
sebagai Inspektur Upacara, Presiden Jokowi menerima langsung replika Bendera
Merah Putih dari pembawa baki yang diemban oleh Rani Noerinsan siswi SMAN 3
Gorontalo, sementara tiga orang Paskibra yang bertugas menurunkan bendera
adalah Daulat Halomoan Simatupang, SMAN 1 Lirik, Indragiri Hulu, Riau, Ricky
Satria Pratama, SMAN 1 Seunagan, dan M. Faisal dari SMAN 1 Uepai, Sultra
menjadi aksi penutup Upacara Penurunan Bendera yang menandakan selesainya Pesta
Rakyat Memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke – 70. Merdeka!,
Sekali Merdeka Tetap Merdeka! Ayo Kerja, Bangkitkan Indonesia ke arah yang
lebih baik dan lebih makmur...!!! Semoga..!!!
Presiden Jokowi Menerima Duplikat Bendera Merah Putih dari Paskibra pembawa baki Saat Upacara Penrunan Bendera Merah Putih di Istana Negara, 17 Agustus 2015. (Sumber: www.news.metrotv.com) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar