Pesona Danau Toba Dilihat dari Perkampungan Tamba, Wisata Indonesia Tiada Dua. Sumber: DOkpri |
Liburan akhir
tahun memang liburan yang selalu dinanti-nanti, kenapa? Karena inilah moment
paling asyik untuk travel ke
tempat-tempat favorit keluarga. Selain tentunya momen untuk saling mengunjungi,
saling silaturahmi, saling bermaaf-maafan, dan yang paling spesial adalah
saatnya untuk saling melepas rindu dengan keluarga, handai taulan, sanak family,
dengan traveling ke tempat mereka
saat pergantian tahun dan berkumpul kembali dengan orang-orang yang kita
sayangi setelah setahun lebih berkutat dengan pekerjaan.
Liburan akhir
tahun 2017, seperti liburan-liburan sebelumnya adalah moment yang tepat untuk
mengunjungi keluarga mertua, sekaligus dapat kembali melihat dan merasakan
keindahan, serta sisi lain dari Negeri Indah Kepingan Surga yang bernama Pulau
Samosir dan Danau Toba yang sangat mendunia dan telah melegenda ini. Danau
Toba, seperti yang telah kita ketahui merupakan danau terbesar ke lima di dunia,
dan merupakan Danau terbesar di Asia Tenggara dengan luas 640 km2 dan memiliki
pulau bernama Samosir ditengah-tengahnya, Gunung Pusuk Buhit dengan ketinggian
berkisar 1.800 mdpl yang menjadi ciri khas dari Negeri Indah Kepingan Surga
hasil kreasi Sang Pencipta yang wajib kita kunjungi dan rasakan keindahannya.
Perjalanan Yang Penuh Perjuangan Menuju Tempat Wisata Huta Tamba. Dokpri |
Maka, pada
tanggal 23 Desember 2017, dunia travel-pun
kami mulai. Saya, istri dan anak-anak memulai petualangan kami sekaligus
mengadakan acara pergantian tahun di kampung mertua, tepatnya di Desa Tamba
Dolok, Kecamatan Sitio-tio, Kabupaten Samosir, Pangururan. Kemasan pertama yang
kami siapkan dalam dunia travel kami
adalah baju hangat tentunya karena di daerah Danau Toba masih terkenal dengan
kesejukan hingga dinginnya malam, tentunya juga mempersiapkan oleh-oleh kue
bolu buatan sendiri, untuk acara pergantian tahun.
Setelah semua dipersiapkan, saya dan istri telah sepakat bahwa angkutan yang kami gunakan adalah Bus SAMPRI yang sudah melegenda itu, dari Kota Medan menuju Pangururan yang melintasi Tanjung Beringin, menuju Sumbul, Simpang Tiga, tembus Tele hingga Pangururan. Disamping menghemat biaya, juga karena mobil rentalan sangat susah didapatkan pada libur akhir tahun seperti ini, sementara untuk membeli mobil baru atau bekas, tinggal sedikit lagi kekurangannya (maaf sedikit curhat J).
Setelah menunggu
agak lama, akhirnya kami mendapatkan bus tumpangan hingga sampai ke Simpang
Tiga – Sidikalang. Sesampainya di Simpang Tiga, keberuntungan juga menghampiri,
karena Bus SAMPRI yang akan berangkat ke Pangururan sudah ada menunggu.
Menyeberangi Danau Toba Setelah Perjalanan Darat Menuju Objek Wisata, Travel yang melelahkan. sumber: Dokpri |
Dengan kecepatan
tinggi, sang Supir SAMPRI yang memang terkenal dari dulu adalah supir-supir
yang tidak kenal takut menerjang medan yang bagaimanapun curam, sulit, membawa
kami ke Pangururan, melewati Tele dengan jurang yang begitu curam. Belum lagi
batu-batu bisa saja kapanpun meluncur deras dari atas. Jalan-jalan yang bergelombang,
berliku dengan jurang yang tajam di sekitar Tele adalah jalan yang dilalui dan paling
memacu adrenalin bagi para pengunjung, baik itu wisatawan lokal maupun
mancanegara apabila pertama sekali mengunjungi Danau Toba yang masuk dari
Simpang Tiga – Sidikalang menuju Pangururan.
Dalam perjalanan
di Tele, suasana macet, karena di Tele ada objek wisata yang namanya Panatapan. Disana ada sebuah menara tinggi
bernama Menara Tele yang selalu ramai dikunjungi, dari tempat ini kita bisa
menatap indahnya Danau Toba dengan air, pegunungan, alam yang asri layaknya
Lukisan dari Sang Pencipta tiada duanya di dunia ini.
Mobil terus
melaju menapaki turunan yang berbatasan dengan jurang menuju Kota Pangururan.
Sampai di Pangururan, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki mobil atau becak
menuju arah Simbolon, saat kita melintas, kita disuguhi Aek Rangat (air hangat
dari belerang bernama Desa Sappean) yang dapat menghangatkan tubuh kita saat
mandi, dan dipercaya mampu menghilangkan penyakit kulit, ataupun penyakit
gatal-gatal lainnya.
Setelah sampai
di Simpang Tamba, kami turun dan akan bersiap menyeberang naik kapal ferry ataupun kapal boat kecil sebagai
sarana transportasi untuk menyeberang menuju Desa Haranggasan, Kampung Tamba
yang terkenal dengan Padi bernama Eme
Sitambatua (Padi khas dari Desa Tamba).
Setelah
menyeberang, kita akan bersiap menanjak tinggi menuju Perkampungan Tamba,
tempat wisata yang sangat menarik
karena disamping kita bisa menemukan Budaya Batak Asli, juga Rumah Adat Batak
masih terpelihara dengan baik, ada juga situs-situs
Budaya asal mula Raja Sitambatua masih
terawat dengan baik.
Danau Toba, Negeri Indah Kepingan Surga Butuh Penanganan Agar Objek Wisata Ini tidak luntur dan punah. sumber Dokpri |
Juga adrenalin kita akan dipacu saat menapaki
jalan yang menanjak ke atas dan untungnya sudah bagus berkat Dana Desa sehingga
urat nadi perekonomian tumbuh dan menggeliat dengan baik, karena sarana transportasi
sudah bagus, tikungan tajam harus dirasakan untuk sampai ke Kampung yang
terkenal dengan Beras Merah, legenda Tagan-Tagan
Dairi, Ompu Datu Parngongo, hingga hasil pertanian lainnya sebagai objek wisata unggulan kedepannya yang
mempunyai nilai jual tinggi.
Melihat
masyarakat yang masih memegang erat Adat Istiadat-nya ini, menjadikan travel ke Kampung Tamba ini sangat
spesial untuk dinikmati dan diresapi.
Setelah sampai
di rumah mertua yang bentuk rumahnya masih khas Rumah Batak, sehingga sering
dijadikan sebagai objek wisata oleh
para pendatang dan menjadi rumah persinggahan bagi pengunjung, kami disambut
dengan senyuman dari Mertua, Oppung, dan seluruh sanak famili yang berada di
sekitar rumah.
Kami bahagia
masih dapat menghirup udara segar Perkampungan Tamba, keakraban terjalin, acara
selanjutnya memasak makanan khas Batak bernama Napinadar (Ayam Kampung yang di
gulai khas Batak), membakar ikan Mas dan Mujahir langsung dari Danau Toba,
menjadikan liburan kali ini sangat spesial, karena kami sekeluarga masih bisa
ber-wisata jasmani dan rohani ke
Danau Toba – Negeri Indah Kepingan Surga.
#Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar