Indonesia
Digital Learning 2016 dengan tema Kontribusi Telkom Indonesia untuk generasi
Bangsa telah mengunjungi kota Medan, kota berikutnya setelah sukses
diselenggarakan di kota Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Bertempat di hotel
Polonia Medan, IDL 2016 mendapat sambutan yang sangat antusias dan positif dari
para guru-guru di Kota Medan, terbukti ruang Sudirman yang terletak di lantai
III sesak dipenuhi oleh para peserta Indonesia Digital Learning 2016 lebih dari
300 guru dari berbagai kota di Sumatera Utara.
Membludaknya peserta
diakui oleh Ketua PGRI Sumut sendiri, Abdurahman Siregar dalam kata
sambutannya, proses registrasi mengakibatkan waktu pembukaan IDL 2016 molor
hingga beberapa jam ke depan. Ini membuktikan bahwa betapa dalam pembelajaran
di abad 21 ini, peranan TIK sangat dibutuhkan sekali dan guru-guru harus mampu
mengikuti perkembangan zaman, dimana guru-guru harus tetap eksis, tidak
tergantikan peranannya di era digital ini.
Pesan Mendikbud
sendiri, pak Anies Baswedan sudah jelas, “Siswa kita suadah ada di abad 21,
Gurunya masih di abad 20, sedangkan sarana prasarana di sekolah masih ada di
abad 19 ! Tantangan kedepan, guru harus jadi PEMBELAJAR abad 21....Solusinya
adalah jadilah bagian dari Indonesia Digital Learning 2016, dan seterusnya”.
UNBK adalah salah satu terobosan bahwa Mendikbud sangat mendukung digital
learning betapa pentingnya diterapkan dalam dunia pendidikan, tinggal bagaimana
KURIKULUM yang baik yang mampu diaplikasikan dalam pembelajaran abad 21,
sehingga TIK tetap eksis, karena menurut semua Pemateri dalam IDL 2016 kota
Medan ini sepakat bahwa TIK tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan.
Dalam sambutannya,
Syahrial Nasution, GM Telkomsel area Sumbagut dengan judul materi : Menopang pengembangan pendidikan dengan
memanfaatkan teknologi mulai menggoda para peserta Seminar IDL 2016, dia
menjelaskan secara gamblang kenapa guru harus mampu MENGAJAR di abad 21 :
Pertama,
Internet di dua hari ini, dari 7.125 miliar orang penduduk dunia, 3 miliar
orang adalah pengguna internet, dan 75 juta orang Indonesia mengakses Internet,
dari 250 juta penduduk Indonesia. Jumlah mobile phone di Indonesia melebihi
jumlah penduduknya.
Kedua,
Pengguna internet di kalangan pelajar : munculnya generasi C (Connected –
communicating – content centric – computerized – community oriented –
clicking). 87.4% pengguna internet dilakukan untuk mengakses sosmed, 49%
pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun, 64.7% pengguna internet di
Indonesia di tingkat SMU/SMA derajat, 10.9% pengguna internet di tingkat SD
& SMP.
Ketiga,
Pemanfaatan Internet untuk bisnis : ada 56.2 juta UMKM di Indonesia, UMKM di
Indonesia menyumbang sebesar 60% dari total GDP. Hanya 0,5% UMKM yang
memanfaatkan internet. Sungguh ironis dan masih membuka harapan di era digital.
Keempat,
Dampak pemanfaatan internet untuk bisnis : 1. 80% peningkatan pemanfaatan, 2.
1.5 kali kecenderungan penyerapan karyawan, 3. Menjadi 17 kali kecenderungan
lewat internet. Temuan utama Report tersebut bahwa penggunaan teknologi digital
seperti : sosial media, broadband, dan e-commerce sangat tepat digunakan untuk
menjarig karyawan.
Menurut pemaparan
beliau, Masa depan Indonesia, adalah : Agar
anak muda dapat memajukan perekonomian bangsa, mereka harus : A. Memiliki
kemampuan online. B.Pintar bersosial media. C. Paham berjualan di e-commerce.
D.Mandiri mempelajari hal-hal baru melalui e-learning.
Dan masih banyak
lagi materi lain yang akan diulas di blog lain, maupun di hari kedua. Tetap semangat
menjadi bagian dari @IDL2016
Salam,
TIK tetap eksis
di Kurikulum apapun nantinya....!!! Semoga !
good point sir
BalasHapus